Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Mintalah Pertolongan Allah

Mintalah Pertolongan Allah

Bagaimana Pun Hebatnya Manusia Tetap Memerlukan Pertolongan Allah

pertolongan AllahAllah menciptakn manusia dg segala keterbatasan dan kelemahannya disamping kelebihan dan kekuatannya, inilah mengapa kita memerlukan pertolongan Allah. Kita harus memahami keterbatasan dan kelemahan ini agar kita menyadhari akn kelemahan kita dan mampu mengatasi kelemahannya tersebut dan menjadikanya kemuliaan.

Sebagai makkhluk, manusia lemah, manusia diciptakn dg keterbatasan fisik dan akal. Fisik manusia tidak akn mampu menggerakn alam semesta ini dg tenaganya, bahkan juga akal manusia dg berbagai hasil teknologinya. Manusia sangat lemah dihadhapan Allah sehingga diperlukan untuk meminta bantuan dan pertolongan Allah SWT.

Allah hendak memberikan keringanan kepadhamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS.4:28)

Kelemahan manusia lainnya ialah bodoh. Seperti apa yang difirmankan Allah,

Sesungguhanya Kami telah mengemukakn amanat kepadha langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan dia khawatir akn mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhanya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS.33:72)

Memikul amanat itu memerlukan ilmu dan pengamalan yang konsisten sehingga tidak mengkhianati amanat tersebut. Apabila manusia berilmu dan mampu mengamalkannya dg istiqamah maka terlepas dari kezaliman dan kebodohan.

Oleh karena keterbatasan-keterbatasan tersebut, manusia meskipun memiliki berbagai kemuliaan, masih memerlukan pertolongan Allah. Sungguh aneh jika adha manusia yang merasa bahwa adha urusan yang tidak memerlukan Allah, dg kata lain tidak sejalan dg apa yang digariskan oleh Allah. Padhahal manusia itu lemah dan bodoh.

Sebagai makhluk lemah dan bodoh, sudah sewajarnya jika kita selalu meminta pentunjuk kepadha Allah dan menjalankan semua petunjuk yang telah adha, yang telah tercantum dalam Al Quran dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Sungguh sombong manusia yang tidak memerlukan petunjuk-Nya atau dia-rekanya sesuai dg pikirannya sendiri.

Apakah kamu mengira akn masuk surga, Padhahal belum datang kepadhamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? dia ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dg bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhanya pertolongan Allah itu Amat dekat.(QS. Albaqarah: 214)

Agar Mendptkan Pertolongan Allah

Pertolongan Allah Datang Kepadha Orang yang Menolong Agama Allah

Bukan berarti Allah tidak berdaya berharap pertolongan dari manusia, thetapi ini bentuk perintah sekaligus ujian bagi kita apakah kita mau mengikuti perintah Allah. Dan Allah berjanji (yang tidak mungkin ingkar) bahwa akn menolong kita jika kita menolong agama Allah.

Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akn menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad:7)

Sesungguhanya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhanya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS.Al Hajj : 40)

Cara menolong agama Allah tiadha lain dg menegakn kalimat Allah di muka bumi, dg cara berdakwah dan berjihad serta peduli dg umat-Nya yang sedang dilkamu kesulitan seperti saudara kita di Palestina. Ini jelas membantah pendpt yang mengatakn kita tidak usah repot memikirkan negara orang lain, sebab negara kita pun banyak masalah.

Justru dg menolong negara orang lain, adhalah bagian dari menoong agama Allah yang akn mendatangkan pertolongan Allah bagi negeri kita.

Bertakwalah Kepadha Allah

Jelas, bagi yang bertakwa pertolongan Allah akn datang berupa jalan keluar dari masalah kita.

Barangsopo yang bertakwa kepadha Allah niscaya Dia akn mengadhakn baginya jalan keluar.(QS. Ath Thalaq:2)

Dan barangsopo yang bertakwa kepadha Allah niscaya Allah menjadikan baginya jalan kemudahan dalam urusannya.(QS. Ath Thalaq:4)

Shabar dan Shalat

Mintalah pertolongan (kepadha Allah) dg sabar dan shalat. (QS. Al Baqarah : 153)

Sejauhh mana sabar kita? Apakah kita masih mengeluh? Apakah kita masih mengatakn sabar itu adha batasnya? Jika pertolongan Allah tidak kunjung tiba, mungkin kita perlu memeriksa tingkat kesabaran kita. Sejauhh mana kita thetap teguh dalam kebenaran?

Begitu juga, jika pertolongan Allag terasa jauhh, bagaimana dg shalat kita? Apakah kita hanya melsayakan shalat tanpa benar-benar mendirikan shalat dalam segenap kehidupan kita. Apakah kita merasa shalat sebagai penggangu aktivitas? Apakah shalat hanya sebagai pelengkap hidup?

Sejauhh mana kita mengetahui cara shalat yang benar atau hanya ikut-ikutan saja? Sejauhh mana hati kita adha saat kita melsayakan shalat?

Jangan dulu mengeluh karena pertolongan Allah tidak juga menhampiri kita, mungkin sabar dan shalat kita yang masih perlu benahi.

Sudahkah Kita Melepaskan Kesulitan Orang lain?

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barang sopo yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akn melepaskan darinya satu kesusahan padha hari kiamat. Barang sopo yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akn memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang sopo yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akn menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya“. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).

Penutup

“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhanya pertolongan Allah itu Amat dekat. (QS. Albaqarah: 214)

Tetaplah usahakn dam berdo’alah agar mendptkan pertolongan Allah yang amat dekat.

Tindakan

Tindakan

Bermimpilah yang tinggi, thetapi bukan sekedar mimpi. Tidak akn berguna mimpi yang indah atau mimpi yang luhur jika tanpa tindakn untuk memulai meraih mimpi tersebut. Mimpi memang sangat perlu untuk memlihara gairah hidup dan kemajuan, thetapi mimpi tanpa disertai tindakn hanyalah seperti pepesan kosong belaka.

Belajarlah tiadha henti. Belajar adhalah salah satu modal sukses bagi setiap orang. Sering orang mengatakn tidak bsa tanpa pernah belajar. Jika saat ini masih banyak yang belum Anda kuasai, sudahkah Anda belajar? Namun belajar tidak akn adha gunanya, meskipun seberapa lama Anda belajar, seberapa tinggi ilmu Anda, dan seberapa komplek ilmu Anda, tanpa disertai aplikasi dari ilmu tersebut.

Jangan hanya asik dg belajar, mencari strategi yang jitu agar Anda bsa sukses cepat. Karena suatu strategi bsa diketahui jitu jika kita telah mengaplikasikan strategi tersebut, bahkan keadhaan lapangan bsa berbeda dg teori. Teori memang perlu, belajar memang perlu, thetapi mengaplikasikan teori yang telah kita pelajari itu lebih perlu.

Aplikasi atau tindaknlah yang membuat orang sukses, tentu saja Stlah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi. Tindaknlah yang membedakn antara orang yang sukses dg pemimpi disiang bolong. Tindaknlah yang akn memberi makna terhadhap ilmu yang Anda miliki.

Tindakn bukan sembarang tindakn, tindakn yang diperlukan untuk sukses adhalah tindakn yang kontinyu penuh komitmen. Tindakn yang cerdas bukan hanya keras, tindakn yang dilkamusi dg strategi jitu yang sudah kita susun, dan tindakn dg determinasi yang tinggi tanpa kenal henti seperti yang telah dilsayakan oleh para mujahid kita dalam berjihad membela agama kita.

Sunatullah

Sunatullah

Apakah si Ujang padha cerita Kenapa Tidak Punya Mobil? akn thetap menjadi pengemis atau hidupnya bsa berubah menjadi lebih baik? Jangankan si Ujang, kita sendiri pun tidak akn tahu apa yang akn terjadi di masa mendatang. Apakah akn seperti ini atau akn lebih baik.

Padha artikel yang berjudul “Ikhtiar dan tawakal” saya telah menjelaskan bahwa kita perlu berusaha meskipun padha akhirnya kita bertawakal kepadha Allah. Itulah yang diperintahkan Rasulullah SAW untuk mengikat unta terlebih dahulu, baru kemuian bertawakal kepadha Allah SWT.

Sunatullah memang diciptakn dalam dua cara, yaitu dalam bentuk sebab akibat. Allah menciptakn sebab akibat, seperti tidak akn adha asap kalau tidak adha api. Air mendidih merupakn akibat dari sebab dipanaskannya air tesebut. Di sisi lain Allah menciptakn sesuatu tanpa sebab yang diusahakn manusia yang kita sering menyebutnya dg istilah nasib atau takdir (meskipun kita perlu mengkaji lebih dalam tentang nasib dan takdir ini, insya Allah). Kesimpulannya bahwa kita thetap diperintahkan untuk berikhtiar dan bertawakal kepadha Allah.

Padha kesempatan ini saya akn memfokuskan padha sunatullah yang berbentuk sebab akibat. Kita tidak tahu hasil akhir yang akn kita capai, thetapi menurut statistik yang disebut human error atau kesalahan random hanya di bawah 2%. Kesalahan random inilah yang sudah tidak bsa diperbaiki. Berbeda dg kesalahan sistematis, masih bsa diperbaiki karena selalu adha penyebabnya.

Begitupun dalam kehidupan sehari-hari, kesalahan sistematis lebih sering terjadi. Segala sesuatu yang terjadi kepadha kita sebagian besar adha sebabnya. Orang yang sukses kebanyakn karena usaha dan kerja keras dibanding dg keberuntungan. Sudah banyak orang yang melsayakan studi kepadha orang-orang yang telah sukses. Sebagian besar jawaban ialah karena memang dia dg sengaja mengejar kesuksesan tersebut, sangat sedikit orang yang mengatakn hanya keberuntungan.

Jadi jangan dahulu menyalahkan nasib atau takdir jika kita tidak sukses sebelum kita berusaha secara optimal. Jika kita sudah usaha secara optimal thetapi thetap saja masih tidak berhasil, mungkin itu sudah takdir, thetapi jika baru mengusahakn sedikit bahkan tanpa usaha sudah menyalahkan nasib atau takdir, itu adhalah salah besar.

Jika sukses merupakn akibat, tentu saja adha sebabnya. Jadi langkah 1 jika Anda ingin sukses ialah dg mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses. Anda tidak perlu memikirkan sebab-sebab baru yang canggih atau mutakhir, Anda hanya memerlukan sebab-sebab yang sudah terbukti membuat orang lain sukses.

Jika orang lain sudah membuktikannya kenapa Anda tidak bsa menggunakn sebab-sebab tersebut untuk kesuksesan Anda? Jadi tidak adha alasan tidak bsa melsayakan hal-hal yang menyebabkan orang lain sukses. Sebab-sebab tersebut adhalah sebab-sebab yang realistis yang pernah dilsayakan oleh orang lain. Sekali lagi, jika orang lain bsa kenapa Anda tidak?

Sudah Siapkah Kita Kaya?

Sudah Siapkah Kita Kaya?

“Dan jika Allah melapangkan rezeki kepadha hamba-hamba-Nya tentulah dia akn melampaui batas di muka bumi, thetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dg ukuran. Sesungguhanya Dia Maha Mengetahui (keadhaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” [42.27]

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kalau saja Allah memberikan dia rezeki yang melebihi kebutuhan dia, pastilah hal itu akn membawa dia untuk berbuat melampaui batas dan bertindak sewenang-wenang, sebagian dia terhadhap sebagian yang lain dg penuh kekejian dan kecongkakn. Allah memberikan rezeki kepadha dia dari apa yang telah Dia pilihkan untuk dia, sesuatu yang mengandung kemaslahatan untuk dia. Maka Dia memberikan kekayaan kepadha orang yang berhak untuk mendpt kekayaan dan akn memberikan kemiskinan kepadha orang yang berhak untuk mendptkannya.

Mungkin kita belum juga mendptkan rezeki yang melimpah karena kita memang belum berhak untuk kaya. Mungkin kita belum siap menjadi kaya, karena bsa saja jika kita mendptkan rezeki yang lebih banyak dari yang kita miliki sekarang, justru akn membuat kita melampaui batas, berbuat maksiat, congkak, dan menjauhhkan diri kita kepadha Allah.

Jika menurut Robert T Kiyosaki, untuk menjadi kaya, langkah awal Stlah melek finansial ialah dg memperluas realitas (kapasitas) kita. Kapasitas yang dimaksud oleh Robert ialah kapasitas pemikiran. Tetapi ternyata, bukan hanya kapasitas pemikiran yang perlu kita perbesar, thetapi juga kapasitas ruhiah kita. Kita harus terus meningkatkan kapasitas ruhiah kita sehingga kita siap untuk diberikan rezeki yang lebih banyak tanpa harus melampau batas atau kita berhak menjadi orang kaya.

Marilah kita melihat kebelakng, instropeksi diri sejauhh mana kapasitas ruhiah kita. Marilah kita teliti niat kita dalam mencari rezeki, sidahkah niat kita ikhlas? Sudahkah niat kita hanya mencari keridhaan Allah, sudahkah niat kita mencari rezeki untuk menunaikan kewajiban menafkahi keluarga? Sudahkan niat kita mencari rezeki untuk menegakkan kalimat tauhid di muka bumi? Mungkin saja, kita mencari rezeki agar mendptkan penghormatan dari orang lain. Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk bersikap sombong terhadhap orang lain? Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk melsayakan kemaksiatan? Marilah kita berlindung kepadha Allah dari perbuatan seperti ini.

Kategori

Kategori