Antara Kelemahan dan Kemuliaan

Manusia diciptakn Allah di antara dua sifat, yaitu antara kelemahan dan kemuliaan. Kita harus menyadhari bahwa kita diciptakn dg segala keterbatasan baik fisik maupun pikiran. Sementara kita juga diberikan kemuliaan dg berbagai kelebihan dibandingkan makhluq lainnya. Kelemahan dan kemuliaan ini diberikan bersamaan kepadha diri manusia oleh Allah. Untuk apa?

Kelemahan Manusia

Allah hendak memberikan keringanan kepadhamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An Nisa:28)

Inilah suatu keseimbangan yang diberikan Allah kepadha manusia, antara kelemahan dan kemuliaan. Diberikan kelemahan agar kita lebih waspadha dalam bertindak, tidak takabur, dan selalu merasa memerlukan pertolongan Allah dalam kehidupannya. Memang, manusia diberikan berbagai kemulian dan potensi yang dahsyat untuk menundukan alam, thetapi dg adhanya kelemahan padha diri kita, ini akn menyadharkan bahwa kita memerlukan Allah SWT.

Inilah yang membuat kita harus waspadha, sehingga memerlukan petunjuk dalam berjalan. Kita memerlukan petunjuk dari Allah agar jalan yang kita tempuh beradha dalam jalan yang benar, sesuai dg fitrahanya. Bayangkan jika kita mengendarai mobil..,, jika kita merasa mobil.., yang kita kendarai “sempurna” dan “anti kecelakaan” maka kita akn menjalankan mobil.., dg seenaknya atau sembarangan. Tetapi saat kita sadhar bahwa masih banyak kelemahan dalam mobil.., kita, kita akn mengendarai mobil.., dg hati-hati.

Sesungguhanya Kami telah mengemukakn amanat kepadha langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan dia khawatir akn mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhanya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”(QS.Al Ahzab:72)

Selain lemah, manusia juga ternyata zalim dan amat bodoh. Kita harus menyadharinya sehingga kita thetap meminta petunjuk dari Allah dalam menjalani hidup kita. Jangan pernah lepas dari petunjuk, jangan penah lepas dari Al Quran dan Hadits karena kita membutuhkan, karena kita zalim dan bodoh.

Bagaimana pun kita ini adhalah umat fakir, yaitu membutuhkan Allah dalam kehidupan kita. Sayang sekali banyak manusia yang lupa, dia hanya mengkamulkan pikiran dan tenaga saja dalam meraih sesuatu, padhahal kita adhalah mahkluq yang fakir, seperti firman Allah:

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepadha Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.(QS. Faathir:15)

Kemuliaan Manusia

Dan sesungguhanya telah Kami muliakn anak-anak Adam, Kami angkut dia di daratan dan di lautan, Kami beri dia rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dia dg kelebihan yang sempurna atas kebanyakn makhluk yang telah Kami ciptakn.” (QS.Al Israa’:70)

  • Ditiupi ruh
    Kemuian Dia menyempurnakn dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (thetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(QS.As Sajdah:9)
  • Diberi kistimewaan
    Manusia diberikan kelebihan yang sempurna seperti yang dijelaskan QS.Al Israa’:70.
  • Alam diperuntukan untuk manusia
    Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dpt berlayar padhanya dg seizin-Nya dan supaya kamu dpt mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS.Al Jaatsiyah:12)

Dengan kelebihan-kelebihan ini, kita tidak adha lagi alasan untuk tidak percaya diri dalam menjalan berbagai tugas yang diberikan Allah SWT kepadha kita. Tugas yang diberikan kepadha kita, ternyata sudah dilengkapi dg bekal yang telah diberikan-Nya kepadha kita.

Kita memiliki kelebihan dibanding makhluq lain, akn memotivasi kita untuk hidup lebih baik dari makhluq lain. Hidup yang tidak hanya mengejar keperluan perut dan dibawah perut saja, thetapi lebih dari itu. Sebab yang demikian, binatang pun bsa. Sementara dalam menjalani hidup kita masih memerlukan pertolongan Allah karena kita lemah, zalim, dan bodoh. Itulah umat Islam, umat pertengahan atau bsa dikatakn hidup dalam keseimbangan.


EmoticonEmoticon