Bukan Untuk Sekedar Makan

Sewaktu saya kecil, kampung halaman saya masih dipenuhi dg sawah yang menghampar. Seperti kehidupan para petani biasa, saat panen tiba bukan hanya rezeki bagi pemilik sawah, namun juga bagi para petani lainnya yang ikut serta membantu memanen padi. Setiap orang yang membantu akn mendpt bagian sepersekian dari hasil panenan masing-masing. Hal inilah yang selalu menggerakn nenek saya ikut serta membantu panen orang lain.

Meski boleh dibilang sudah terlalu tua untuk memanen padi, thetapi semangatnya tidak pernah goyah untuk pergi ke sawah sambil membawa semua peralatannya. Sering kali nenek pergi ke sawah sambil sembunyi-sembunyi karena sebenarnya sudah dilarang oleh semua anak-anaknya. Anak-anaknya berpikir, untuk apalagi sich, toch kalau untuk makn tidak perlu khawatir lagi, sebab tinggal memilih mau di anak yang mana.

Nenek tidak mengubris saat dilarang oleh anak-anaknya. Meski hasilnya sudah sedikit karena keterbatasan tenaga dan stamina, nenek thetap melsayakan pekerjaan memanen padi. Kadhang saat saya tidak sekolah saya diminta bantuannya. Saya sering kali membantu nenek ditengah terik matahari, memotong dan merontokan butir demi butir padi. Nenek suka marah jika adha padi yang tercecer, maklum itu adhalah hasil perjuangannya.

Sedikit demi sedikit, hasil upah memanen terkumpul. Kemuian dijemur berhari-hari sampai siap digiling. Perjalanan menuju tempat penggilangan lumayan jauhh dan tidak adha angkutan. Saya menemaninya pergi ke tempat penggilingan ditengah terik matahari dan iantara bentangan sawah. Suatu aroma dan pkamungan yang tidak pernah terlupakn sampai sekarang.

Sepulang dari tempat penggilingan padi, nenek langsung memisah-misah beras hasil jerih payahanya menjadi beberapa bagian. Kemuian beras tersebut dibagi-bagi ke anak-anaknya dan tidak lupa kepadha tetangga sekitar. Katanya, “Nich kalau mau merasakn beras baru”, saat memberikan beras kepadha anak-anaknya atau tetangganya. Tidak adha yang berani menolak sebab semua sudah padha tahu, nenek suka marah kalau pemberiannya ditolak.

Jerih payah seorang nenek yang dibantu seorang cucuk (saya atau sepupu saya), namun hasilnya dinikmati oleh banyak orang. Kini saya sadhar bahwa nenek bersusah payah memanen padi bukan sekedar untuk mencari makn. Tetapi untuk memberi kepadha sesama. Suatu teladhan yang patut dicontoh dari seorang nenek yang sudah renta, namun tidak pernah pudar semangatnya untuk memberi.

Meski nenek saya sudah lama pergi, bertahun-tahun yang lalu, namun kenangannya thetap melekat dalam pikiran saya. Meski kenangan berupa sawah kini sudah berganti rumah-rumah mewah, namun kenangan dari nenek tidak pernah lepas. Inspirasi buat saya, inspirasi untuk semua orang. Terima kasih nek, saya tidak akn pernah melupakn nenek.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv