Cerita Motivasi: Kisah Dua Tukang Sol (Bag 2)

Cerita Motivasi Paling Banyak Dibaca

cerita motivasiCerita motivasi ini adhalah kelanjutan dari Kisah Dua Tukang Sol, yang merupakn cerita motivasi yang paling banyak di baca di Motivasi Islami. Sudah dishare sebanyak 5.000 kali lebih (saat cerita lanjutan ini dtanteat).

Tanpa panjang lebar lagi, kita lanjutkan ceritanya:

***

stlah pertemuan itu, bang Soleh dan mang Udin tidak lagi bertemu. Entah kenapa, adha kerinduan dari mang Udin untuk bertemu dg bang Soleh. Mang Udin mencoba ke tempat dimana ia bertemu, masjid dan tempat makn dimana ia ditraktir. Namun Allah menakdirkan dia tidak bertemu.

Mang Udin mencoba bertanya kepadha sesama rekan tukang sol lainnya. Luar biasa, banyak iantara tukang sol yang mengenal bang Soleh, namun dia juga sama, mengsaya sudah lama tidak bertemu dg bang Soleh. Mang Udin juga sering berdo’a untuk dipertemukan dg bang Soleh untuk berterima kasih.

“Apakah bang Soleh sakit?” tanya mang Udin dalam hatinya. “Ah, tidak boleh berburuk sangka, mudah-mudahan bang Soleh baik-baik saja, mungkin ia menjajaki tempat yang lain.

Lalu, bagaimana dg keadhaan mang Udin sendiri? stlah mendptkan pencerahan dari bang Soleh, kehidupan mang Udin sudah jauhh membaik. Dengan iawali basmallah, ia selalu mengawali langkahanya menjemput rezeki. Diiringi senyum dari sang Istri dan pelukan dari kedua anaknya, mang Udin selalu bersemangat memikul peralatan dan bahan sol yang lumayan berat.

Meski tidak setiap hari mendptkan penghasilan bagus, namun secara total sudah sangat cukup menjaga dapurnya ngebul setiap hari. Kadhang ia hanya melsayakan service satu kali dalam sehari, thetapi uang yang didpt melebih 5 kali service karena kemurahan pengguna jasanya. Banyak sekali rezeki yang tidak diduga-duga yang ia alami.

Dia selalu mensyukuri apa yang ia dpt setiap harinya. Bahkan saat pulang tidak membawa uang pun tidak menjadikan ia mengeluh. Hidupnya lebih tenang dan optimis. Jika hari ini tidak dpt, ia yakin besok lusa akn dpt. Dia tidak khawatir lagi, sebab ia yakin Allah sudah menyiapkan rezeki untuk istri dan kedua anaknya.

Suatu hari, sepulang dari keliling menjajakn jasanya, ia disambut dg tangisan anak bungsunya.

“Kenapa sayang?” tanya mang Udin sambil membelai kepala anaknya dan melirik ke istrinya.

“Itu yah… Cecep ingin jalan-jalan ke Mall seperti teman-temannya.” jawab istrinya sambil tersenyum. “Kayak orang kaya saja.”

Mang Udin tersenyum. “Mau ngapain sich ke Mall?”

“Mau jalan-jalan saja.” kata Cecep (anaknya).

“Di Mall itu banyak yang dagang, nanti Cecep mau, ayahkan tidak punya banyak uang sekarang.” jelas mang Udin.

“Cecep tidak mau beli apa-apa, hanya ingin jalan-jalan saja sama ayah dan mamah, juga teteh.” jelas Cecep.

“Bener?” tanya mang Udin.

“Bener, Cecep janji.” kata si Cecep

“Kata mamah gimana? Boleh tidak?” tanya mang Udin

“Kata mamah, terserah ayah.” kata Cecep sambil melihat tantenya dan dijawab oleh tantenya dg senyuman.

“Ya udah, besok kan hari Minggu, kita jalan-jalan saja ke Mall.” kata mang Udin yang disambut senyum gembira anaknya.

“Teteh… teteh… besok kita jalan-jalan ke Mall.” kata Cecep teriak-teriak sambil menghampiri kakak perempuannya.

“Emang ayah nggak keliling besok?” tanya istrinya sambil mempersiapkan makn.

“Nggak apa-apa, sesekali istirahat untuk penyegaran. Biar anak-anak senang.” jawab mang Udin sambil duduk di tikar, siap-siap untuk makn.

“Iya juga, ayah selalu keliling, tidak pernah ltanter.” jawab istrinya sambil duduk disamping mang Udin.

***

Keesokan harinya, dia pun berangkat ke Mall naik angkot. Cecep terlihat begitu senangnya.

“Cecep… main ke Mall jangan jadi kebiasaan, sekali-kali saja yah.” jelas mang Udin.

“Kenapa yah?” tanya Cecep.

“Ada banyak kegiatan yang lebih bagus dibandingkan jalan-jalan ke Mall.” jelas mang Udin.

“Iya dech…” kata Cecep.

Sesampainya di Mall, mata mang Udin terpsaya melihat sebuah tulisan yang berbunyi

Service Sepatu Bang Soleh

“Jangan-jangan …” pikir mang Udin.

Dia segera menghampiri toko yang adha tulisan itu iatasnya. Disana memang tempat service sepatu, ya sepatu-sepatu yang cukup mahal harganya. Dia melihat semua orang yang adha di toko tersebut, tentu saja mencari-cari, apakah adha bang Soleh disana.

“Ada yang bsa dibantu pak?” tanya salah seorang karyawati toko itu.

“Nggak… Saya cuma ingin ketemu bang Soleh.” jawab mang Udin ragu-ragu, apakah benar bang Soleh itu yang adha disini.

“Oh, sebentar ya pak, ini dg bapak sopo?” jawab karyawati berjilbab itu dg ramah.

“Saya Udin.” jawab mang Udin.

“Baik pak, sebentar.” jawab karyawati itu dan masuk ke sebuah ruangan.

Mang Udin seperti tidak percaya, orang yang keluar dari ruangan itu benar-benar bang Soleh yang sudah memberikan pencerahan baginya. Mang Udin hanya menatap bang Soleh.

“Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi, apa kabar Mang Udin?” tanya bang Soleh sambil membuka tanggannya.

Akhirnya dia berpelukan, seperti dua saudara yang telah lama tidak bertemu.

“Wah, bang Soleh sudah sukses nich. Pasti besar modalnya buka toko disini. Bagaimana bsa?” tanya mang Udin penuh dg kekaguman.

“Ini keluarga mang Udin?” tanya bang Soleh sambil melihat istri mang Udin dan kedua anaknya, seolah mengabaikan pertanyaan mang Udin.

“Iya, ini Cecep ingin jalan-jalan.” jawab mang Udin sambil tersenyum.

“Bagus sekali mang Udin, memasukan kebahagiaan untuk istri dan anak adhalah perbuatan mulia. Jangan dilupakn itu.” katang bang Soleh. “Bagaimana kalau kita makn yuk disana?” kata bang Soleh sambil menunjuk sebuah restoran.

“Ah nggak usah… ” jawab mang Udin.

“Jangan gitu, saya sudah lama tidak traktir mang Udin, sekarang sekalian dg keluarganya.” jelas bang Soleh sambil berjalan menuju sebuah restoran diikuti oleh mang Udin dan keluarganya.

“Jadi merepotkan nich…” kata mang Udin.

stlah dia duduk, perbincangan pun dilanjutkan.

“Bagaimana bang Soleh bsa buka usaha disini?” tanya mang Udin.

“Semua Allah yang mengatur. Seperti pertemuan kita dulu. Saya juga dipertemukan dg teman SMP saya yang sudah menjadi pengusaha dan ia menawarkan bantuan modal untuk buka usaha disini.” jelas bang Soleh.

“Wah … kalau rezeki tidak akn lari kemana yah bang?” kata mang Udin kagum.

“Itu adhalah jawaban dari do’a kita, terutama do’a dari tante, istri, dan anak-anak saya. Saat kita berdo’a, Allah mengabulkan do’a kita dg memberikan berbagai petunjuk. Tinggal bagaimana kita, mau menjemputnya atau tidak?” jelas bang Soleh.

“Saya sudah sangat bersyukur dg apa yang saya dptkan saat ini. Kalau saya ingin dpt lebih seperti abang, apa itu tidak salah? Apakah saya tidak bersyukur?” tanya mang Udin.

“Tentu saja tidak, selama kita berterima kasih atas apa yang Allah berikan kepadha kita, kemuian memanfaatkan nikmat itu untuk kebaikan, itu adhalah syukur kita. Jika kita ingin lebih baik, itu tidak adha salahanya. Allah menyuruh kita untuk thetap berusaha menjadi lebih baik.” jelas bang Soleh.

“Bagaimana saya bsa maju seperti abang?” tanya mang Udin.

“Mintalah kepadha Allah, kemuian jemput rezeki itu dg segera, tidak boleh menunda-nunda.” jelas bang Soleh.

“Apakah saya bsa?” tanya mang Udin.

“Bagaimana mang Udin menemukan saya disini?” tanya bang Soleh

“Saya sering berdo’a untuk diketemukan dg abang, saya ingin berterima kasih.” jawab mang Udin.

“Lewat anak mang Udin, Allah menjawab do’a mang Udin untuk bertemu dg saya.” kata bang Soleh sambil tersenyum.

“Iya juga …” kata mang Udin

“Awalnya saya juga bingung, bagaimana menjalankan bisnis dg profesional. Tapi lama kelamaan bsa juga. Tenang saja, mungkin sekarang kita masih bingung apa yang harus dilsayakan. Tapi, thetaplah optimis, Allah akn menunjukkan jalan kepadha kita. Teruslah berdo’a. Jangan berhenti karena kita tidak bsa, jangan berhenti karena kita tidak tahu caranya. Allah akn membimbing kita, percayalah.” jelas bang Soleh.

“Saya jadi optimis, hidup saya akn lebih baik lagi.” kata mang Udin dg mata berbinar, penuh dg optimisme.

“Insya Allah… kita pasti bsa.” kata bang Soleh.

Mereka pun melanjutkan makn siang dia diselingi berbagai obrolan kecil yang mengundang senyum dan tawa.

***

Insya Allah cerita motivasi ini akn bersambung. Padha cerita motivasi yang akn datang, kita akn lihat bagaimana perjuangan mang Udin membuka usaha baru.

Update: Kisah Dua Tukang Sol Bag 3


EmoticonEmoticon