Tono dan Kiki adhalah dua orang sahabat, yang sama-sama memiliki impian untuk membangun bisnis. Mereka ingin sukses besar dg cepat. Tapi, kedua orang ini sepakat untuk menjalani bisnis yang berbeda, berhubung keduanya memang berjauhhan tempat tinggalnya. Yang satu di Jakarta dan satunya lagi di Bandung.
stlah tidak bertemu selama 5 tahun. Hari ini dia bertemu kembali di sebuah cafe di Bandung.
Tono bertanya kepadha temannya si Kiki, “Bagaimana Ki, dg bisnis kamu? Kelihatannya kamu sudah sukses.”
“Alhamdulillah, bisnis rumah makn saya sudah memiliki 7 cabang di berbagai kota. Bagaimana dg kamu? Bukankah kamu akn membuka konveksi?” kata Kiki.
“Iya dulu, saya memang berpikir akn membuka konvesksi. Ternyata, Stlah saya tanya-tanya, tidak semudah yang dikira. By the way, bukankah kamu dulu akn membuka toko kelontong? Koq malah jadi rumah makn?” tanya Tono.
“Ya, saya sempat membuka toko kelontong, sebenarnya sampai sekarang masih jalan. Perkembangannya kurang bagus. Akhirnya saya putuskan membuka rumah makn. Ternyata, disana passion saya dan bsa berhasil sejauhh ini. Kamu bagaimana? Sudah jalan konveksinya?” Kiki balik tanya.
“Belum Ki, saya masih ragu. Tsayat kalau sudah jalan malah rugi. Saya masih memikirkannya.” jawab Tono.
“Wah, kita kan sudah 5 tahun berpisah, kamu masih memikirkan satu bisnis?” tanya Kiki heran.
“Betul, kita kan tidak boleh sembarangan memutuskan. Saya sedang memikirkan matang-matang.” jawab Kiki memberikan penjelasan.
“Begini Ton, saya saat berpisah dg kamu langsung membuka toko kelontongan. Awalnya lumayan, tapi lama kelamaan, tidak berjalan dg bagus. Nah saya ambil hikmah dari sana, ternyata passion saya kurang untuk mengelola toko kelontongan. Saya suka kuliner, terbukti saya sering ngajak kamu makn di luar. Saya rasa passion saya di kuliner, dan saya coba. Alhamdulillah berhasil.” jelas Kiki.
“Wah, kamu hebat. Saya masih ragu. Tsayat gagal.” jelas Tono.
“Saya juga sempat buka bisnis rental mobil.., lho! Mobil saya tabrakn parah dan tidak punya uang untuk memperbaikinya. Gagal itu wajar, tapi kalau kamu tidak dicoba, kamu tidak akn pernah tahu mana yang akn berhasil dan mana yang akn gagal.” jelas Kiki.
“Oh gitunya? Saya masih ragu …” kata Tono.
“Kamu harus berani mengambil keputusan. Kalau gagal, ya gagal. Kamu cepat mengetahuinya sehingga kamu bsa bertindak lagi. Semakin cepat kamu mengambil keputusan, semakin cepat bertindak, semakin cepat gagal, gagal lagi, dan sampai bertemu keberhasilan. Jika kamu tidak berani mengambil keputusan, kamu tidak akn mendekati keberhasilan kamu.”
“Bukankah sebuah bisnis itu harus dipikirkan matang-matang?” tanya Tono.
“Saya sangat setuju sekali. Seperti dijelaskan di video Bisnis Anti Gagal, ide bisnis harus dipikirkan matang-matang. Serius. Saya menghabiskan waktu 3 bulan untuk memikirkan konsep rumah makn. Dan hasilnya Alhamdulillah, dalam waktu 2 tahun sudah memiliki 7 cabang. Tapi, keputusan untuk memilih bisnis rumah makn, saya ambil dg cepat.” kata Kiki panjang lebar.
“Nggak kelamaan mikirin bisnis 3 bulan?” tanya Tono.
“Apa lagi kamu, 5 tahun nggak jadi-jadi!” jawab Kiki.
“He he …” jawab Tono sambil menyeringai.
“Jadi menurut kamu, saya harus bagaimana?” lanjut Tono.
“Ambil keputusan, bergerak, biar cepet tahu dan cepet punya pengalaman.” jelas Kiki.
“Menurut kamu, bisnis konveksi bagus tidak?” tanya Tono.
“Begini …. Pertama: kamu tidak akn tahu sebelum kamu mencoba. Kedua: jangan pernah menggantungkan keputusan dari orang lain. Kamu yang ambil keputusan, kamu yang bertanggung jawab, dan kamu ambil hikmahanya sendiri.” jelas Kiki.
“OK dech, akn saya coba. Saya akn buka bisnis konveksi. Tapi … saya tidak punya modal. He he … bsa nggak kamu ngemodalin saya?” tanya Tono sambil tersenyum memelas.
“Ah dasar kamu! Bukannya kamu punya uang?” tanya Kiki.
“Iya, dulu adha. Tapi sekarang sudah habis dipakai untuk makn sehari-hari.” jelas Tono.
“Kamu sich, ngambil keputusan lama amat. Keburu habis tuch modal kamu.” jelas Kiki.
“Jadi, kamu mau ngemodalin saya?” tanya Tono, thetap memelas.
“Gampang, saya akn kasih modal setengah dari yang kamu butuhkan. Tapi adha syaratnya, yang setengahanya lagi harus kamu dptkan dulu, Stlah dpt nanti saya tambah modalnya sampai cukup.” kata Kiki.
“Ah .. kamu, bikin syaratnya susah. Jadi saya harus nyari dulu modal ke orang lain?” tanya Tono.
“Ya” jawab Kiki singkat.
“Tapi … adha nggak yang mau ngasih pinjam modal ke saya?” tanya Tono.
“Tuh kan, dasar kamu. Belum dicoba sudah ragu duluan. Coba dulu … !” kata Kiki.
“OK dech saya coba. Tapi kalau nggak dpt, modal dari kamu semua ya?” kata Tono sambil tertawa.
“Nggak! Nggak akn, syaratnya thetap. Kamu dptkan dulu dari orang lain, baru saya kasih.” kata Kiki, serius.
“Iya … tapi kalau nggak dpt-dpt?” tanya Tono.
“Kalau kamu nggak dpt-dpt pemodal, artinya adha yang harus diperbaiki. Bisa konsep bisnis kamu kurang menarik. Bisa juga rencana bisnis kamu kurang bagus, atau kamu kurang bsa menjual ide. Kamu perbaiki lagi itu semua, kemuian cari lagi.” jelas Kiki.
“Oh gitu yah …. ?” kata Tono
“Ya iyalah …” kata Kiki
EmoticonEmoticon