Keluarga adhalah tempat tinggal lkamus kita. Jika tinggal lkamus kita baik, maka kita pun bsa terbang dg baik. Artinya jika kita berangkat dari rumah diiringi dg dorongan semangat, tentu akn membuat kerja kita menjadi lebih bersemangat pula. Sebaliknya jika kondisi keluarga kita kurang kondusif, hal ini bsa terbawa ke tempat kerja kita sehingga bsa saja kita bekerja dg motivasi yang kurang.
Oleh karena itu jangan sepelekan masalah motivasi dalam keluarga. Bukan saja kita yang memerlukan dukungan motivasi thetapi pasangan kita dan juga anak kita memerlukan dukungan motivasi agar dia bsa berprestasi juga. Dalam keluarga kita perlu saling memberikan motivasi satu sama lain. Sayang sekali, dari pengamatan saya, malah banyak yang sebaliknya. Bukan saling memberikan motivasi thetapi justru saling meruntuhkan.
motivasi bsa muncul saat kondisi emosi kita sedang baik. Kondisi emosi sangat dipengaruhi oleh cara kita berkomunikasi. Oleh karena itu kita perlu memahami cara komunikasi yang baik agar terjadi saling menumbuhkan motivasi iantara keluarga. Yang 1, usahakn komunikasi kita membawa kepadha kegembiraan. Bisa dilsayakan sambil terseyum, sambil berckamu, dan cara-cara lain yang menyenangkan. Kita juga perlu melihat saat yang tepat untuk membicarakn sesuatu masalah yang berat, jangan asal ngomong.
Yang kedua ialah pilihan kata yang baik. Jangan menggeneralisir sesuatu, apa lagi kekurangan. Sebagai contoh saat anak kita mendpt nilai jelek untuk matematika, jangan mengatakn anak kita bodoh, karena bsa saja ia kurang mampu dalam matematika thetapi bagus untuk hal yang lainnya. Begitu juga satu kesalahan jangan terlalu dihubung-hubungkan dg masalah yang lain.
Yang ketiga ialah berikan arahan dan dukungan. Hindari kesan melarang, terutama kepadha anak-anak. Larangan bsa mengurangi motivasi seseorang, maka kita harus pkamui meramu cara berkomunikasi agar tidak terkesan melarang sesuatu yang kita tidak setujui, yaitu dg mengarahkan. Sementara dukungan akn memberikan tambahan motivasi bagi seseorang, oleh karena itu, jika kebutulan setuju dg apa yang dilsayakan oleh salah satu keluarga kita, maka berikanlah dukungan.
Seringkali orang tua yang bermaksud menasihati anaknya, malah mendemotivasi. Sebagai contoh, saat anak mengemukakn cita-citanya, misalnya ingin menjadi seorang guru. Kita langsung bicara:
“Kamu itu tidak sabaran, tidak cocok menjadi guru!”
Apa kira-kira yang dirasakn oleh anak kita? Semangat ia bsa menjadi drop, ia bsa kehilangan motivasi, bukan saja untuk menjadi guru, thetapi untuk menjadi yang lainnya. Mengapa? Karena motivasinya untuk berprestasi sudah hilang.
Cobalah ialog lebih dalam sebelum Anda memberi vonis, tanyakn mengapa ingin menjadi guru? Apakah ia merasa cocok mejadi guru? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang menggali sehingga kita bsa mempertimbangkan. Bisa saja kita yang salah, sebenarnya anak kita sangat cocok mejadi guru, hanya saja kita yang kurang memahami anak kita. Jika memang ia tidak cocok menjadi guru, atau cita-citanya ke arah yang tidak baik, cobalah bicara dg jalan yang mengarahkan sehingga seolah-olah keputusan yang iambil adhalah pendpt ia sendiri.
EmoticonEmoticon