Anda bsa jadi benar, semua alasan Anda adhalah benar. Anda juga bsa berhasil. Tetapi Anda tidak bsa keduanya. Maksudnya, saat ini Anda pasti sudak memiliki suatu pola pikir atau mind set, sehingga Anda akn memiliki alasan untuk apa pun yang Anda lsayakan dan tidak Anda lsayakan. Dan alasan tersebut adhalah bsa jadi benar.
Namun selama Anda menganggap bahwa alasan Anda selalu benar, Anda tidak akn meraih sukses. Saat Anda selalu mengatakn bahwa alasan Anda selalu benar, maka Anda sebenarnya sedang menutup “wadhah” yang adha dalam diri Anda, sehingga tidak adha lagi yang bsa masuk lagi kepadha diri Anda.
Selama Anda merasa bahwa alasan-alasan Anda selalu benar, maka kondisi Anda akn thetap seperti sekarang ini. “Wadhah” Anda tidak akn bertambah karena Anda menutupnya, padhahal banyak sekali hal-hal positif bsa saja masuk ke dalam “wadhah” Anda, thetapi karena Anda merasa yang adha di dalam “wadhah” diri Anda sudah cukup, maka tidak adha lagi yang akn masuk.
Sebagai contoh, adha seorang teman yang sedang kesulitan mencari kerja, kemuian saya sarankan ia membeli suatu buku yang menurut saya bagus dan akn membantu ia mendptkan kerja. Dua minggu berselang, saya bertemu dg ia, saya tidak bertanya apakah ia membeli buku tersebut atau tidak, thetapi saya tanyakn, bagaimana perkembangannya?
Dia menjawab, “buku itu kan cuma ….” Dia mengalihkan isi buku sebagai alasan bahwa ia tidak menjalankan instruksi dalam buku. Sehingga apa yang adha di dalam buku tersebut akn percuma, buku tersebut tidak akn membawa manfaat sedikit pun jika Anda tidak membuka diri untuk mendptkan isi buku tersebut.
Jadi, jika Anda ingin sukses, bukalah “wadhah” yang adha dalam diri Anda. Robert T Kiyosaki menyebutnya dg “realitas”. Para motivator seringkali menyuruh kita untuk berpikir besar. Hanya orang berpikir besarlah yang selalu bsa menerima masukan positif dari luar. Lebih banyak mana air yang bsa ditampung oleh sebuah gelas atau sebuah drum?
EmoticonEmoticon