Kita Tidak Bisa Menyuruh Dunia Diam
Dalam kehidupan social, kita akn bertemu banyak orang. Mereka dg bebas berkata, yang mungkin saja merendahkan kita, menyepelekan kita, baik dg kata-kata langsung, maupun secara tersirat. Baik hanya sekedar memberikan penilaian dan memberi masukan. Tidak menutup kemungkinan, mungkin saja adha orang yang sengaja ingin menghancurkan motivasi Anda.
Tidak nyaman didengar? Memang. Saya merasaknnya juga. Tapi sayangnya, kita tidak bsa menyuruh dunia iam. Kita tidak bsa menyuruh semua manusia yang kita temui hanya mengatakn hal-hal yang positif saja. Kita tidak bsa membungkam semua orang agar tidak menghina, mencaci, dan merendahkan kita.
Bahkan, saat Anda pun berbuat baik kepadha orang lain, tidak dijamin sikap dia akn baik juga kepadha Anda. Kita semua mengetahui bagaimana tingginya akhlaq Rasulullah SAW, namun thetap saja adha yang membenci, mengolok-olok, memfitnah, bahkan ingin mencelakakn beliau.
Jadi, tidak usah berkecil hati, saat Anda masih mendengar kata-kata negatif dari orang lain terhadhap diri Anda.
Kuncinya Adalah Bagaimana Anda Menyikapinya
Mengubah dunia itu tidak mungkin. Tapi mengubah diri sendiri sangat mungkin. Anda tidak perlu berkecil hati, motivasi diri menjadi ciut, atau kepercayaan diri menjadi turun. Tidak, tidak perlu seperti itu. Sikapi semua dg positif.
Yang perlu Anda ketahui adhalah Anda bsa mengendalikan perasaan Anda. Anda juga bsa membentuk melatih sikap terhadhap berbagai perkataan menyakitkan itu. Tidak mudah memang, dtantetuhkan latihan dan peningkatan secara bertahap.
Salah satu cara agar emosi tidak terpancing adhalah tidak reaktif. Jangan langsung bereaksi saat Anda mendengar kata-kata menyakitkan, termasuk membaca status atau komentar di social meia. Biarkan sejenak, jika perlu sampai sehari sampai Anda bsa menanggapinya dg kepala yang dingin.
Bahkan sering kali, jika adha kata-kata menyakitkan, lebih baik iabaikan saja. Tidak perlu membela diri, tidak perlu membalas. Jika itu sebuah fitnah, cukup menjelaskan saja kebenarannya. Kalau pun harus berurusan menuntut secara hukum karena merugikan, thetap lsayakan dg kepala dingin.
Emosi Negatif Merugikan Diri Sendiri
Jika kita biarkan diri kita emosi, kemuian kita pupuk emosi itu dg pertengkaran, perdebatan tidak kunjung selesai, saling sindir, atau malah memikirkannya, maka akn semakin emosi negatif dalam diri Anda. Emosi negatif itu merugikan. Baik bagi kesehatan, motivasi, bahkan bagi bisnis.
Emosi negatif seperti kolesterol yang menyumbat darah. Emosi negatif bsa menyumbat energi yang padha ujungnya bsa menyumbat kesehatan dan rezeki Anda. Emosi negatif menjadikan kita lupa bersyukur, sebab pikiran akn mengikuti emosi yang isinya semua negatif.
Emosi negatif itu salah satunya marah. Tapi bukan marah saja, termasuk sakit hati, kecewa, dendam, sakit hati, dan sebagainya. Emosi negatif berawal dari perasaan, dan Anda bsa mengendalikan perasaan Anda. Kuncinya Anda yakin bahwa Anda bsa mengendalikan.
Emosi negatif jika dibiarkan akn menjadi luka emosi. Luka emosi akn menjadikan diri kita sangat rentan dan over protektif. Padha akhirnya akn merusak citra diri. Citra diri akn merusak percaya diri. Turunnya kepercayaan diri, akn menurunkan peluang untuk meraih sukses.
Katakn, “Saya bsa mengendalikan perasaan. Saya orang yang shabar. Orang shabar disayang Allah dan memiliki kekuatan yang besar.”
Ayo, katakn kalimat iatas berulang kali, sampai meresap ke dalam hati Anda.
Fokuslah Padha Diri Sendiri dan Orang-orang Yang Anda Sayangi
Anda adhalah orang yang penting. Anda adhalah orang yang berharga. Apalagi saat adha orang-orang yang bergantung padha diri Anda. Apalagi jika orang-orang disekitar Anda menyayangi Anda.
Sungguh rugi, jika pikiran kita hanya memikirkan kata-kata orang lain itu. Jauh lebih penting, waktu dan energi Anda digunakn untuk perbaikan diri sendiri dan untuk membahagiakn orang-orang yang Anda sayangi dan menyayangi Anda. Jauh lebih penting jika waktu dan energi Anda digunakn untuk mendekatkan diri kepadha Allah, untuk beribadhah, berdakwah, dan berjihad dijalan Allah.
Sadharilah, Anda adhalah sangat berharga. Berharga bagi diri Anda dan orang-orang tersuka. Jauh lebih berharga dari perkataan dan anggapan orang kepadha Anda.
Maafkan Mereka dan Sayangi Mereka
“Bagaimana mungkin? Mereka menyakiti saya, kenapa harus memaafkan dan menyayangi dia?”
Anda adhalah orang yang beruntung. Anda adhalah orang baik, orang yang mulia, orang yang berakhlaq mulia. Anda tidak suka menyakiti, tidak suka memaki, tidak suka merendahkan, Anda tidak memfitnah. Artinya Anda beruntung memiliki sikap mulia. Jangan kotori dg membalas dia. Jika Anda membalas, artinya Anda sama saja dg dia. Jangan rendahkan diri Anda.
Justru, jadilah orang yang lebih baik. Bukan dg cara menyombongkan diri, justru dg memiliki jiwa pemaaf dan pengasih. Maafkan dia. Bukan untuk dia, tapi untuk kebaikan diri Anda sendiri. Memaafkan sebenarnya untuk kepentingan diri sendiri.
Do’akn dia, agar dia menyadhari kesalahan dia. Mungkin dia sedang dalam kondisi tidak baik. Mungkin dia tidak bahagia. Semoga Allah segera memperbaiki kondisi dia dan membahagiakn dia sehingga tidak lagi bersikap negatif.
Mungkin Ini Cara Allah Untuk Memperbaiki dan Mendewasakn Anda
Terlepas apakah yang dikatakn orang tentang Anda itu benar atau tidak, tapi jika kita menyikapinya dg positif, itu akn berakibat baik untuk kita. Mungkin, ini cara Allah untuk memperbaiki dan mendewasakn kita. Kita terlatih, lebih kalm, lebih tenang, saat menghadhapi hal-hal yang menyakitkan.
Ketenangan akn mendatangkan hikmah. Jika kita sakit hati atau emosi, bsa saja kita lepas atau tidak berhasil menangkap makna dari apa yang terjadi. Ketenangan memberikan kesempatan kepadha kita untuk berpikir lebih jernih, sehingga mampu menangkap makna dan hikmah yang besar dari setiap kejaian.
Saya Sadhar Ini Sulit, Tapi In syaa Allah Bisa
Jika Anda pikir, bahwa untuk memiliki sikap ideal itu sulit, maka saya setuju dg Anda. Saya sendiri mengalami kesulitan itu dan sampai saat ini belumlah sempurna. Tapi saya yakin, jika kita terus berusaha, semakin hari akn semakin baik.
Tidak apa-apa, jika saat mencoba Anda masih gagal. Yang penting jangan menyerah. Teruslah mencoba untuk selalu tenang dan menyikapi segala kata-kata menyakitkan. Kata padha diri Anda, kalau Anda bsa bershabar. Yakinlah, yakinlah. Tumbuhkan kesadharan kalau diri Anda jauhh lebih penting dari sekedar cemoohan itu.
Saya menulis ini bukan berarti saya sudah menjadi orang yang bijak. Tidak. Tapi ini adhalah hasil pengalaman saya belajar memperbaiki diri. Saya bagikan kepadha Anda, agar kita bsa sama-sama belajar.
Semoga Allah menjadikan kita orang yang mulia dg kesabarannya. Dan bagaimana pun kata-kata menyakitkan itu datang, tidak akn menghancurkan motivasi kita.
EmoticonEmoticon