Mitos Tidak Harus Menang.
Kadhang adha orang yang berpikiran tidak harus menang. Ada banyak alasan mengapa dia berpikir tidak harus menang.
Tidak Harus Menang Sebab Rezeki tidak akn lari kemana.
Ini tipikal orang yang bergantung padha takdir. Padhahal kita semua paham, dari surat Ar Ra’d 11, bahwa Allah tidak akn mengubah nasib sebuah kaum, jika kaum tersebut tidak mengubah dirinya sendiri. Memang, semuanya ditakdirkan oleh Allah, tapi Allah menyuruh kita berusaha.
Sesungguhanya Allah tidak merobah keadhaan sesuatu kaum sehingga dia merobah keadhaan yang adha padha diri dia sendiri. (QS Ar Ra’d:11)
Jika di pasar adha banyak penjual, kenapa tiap kios mendptkan penjualan yang berbeda? Ada banyak faktor sebenarnya, jangan dulu mengatakn nasib. Selalu adha perbedaan iantara kios. Yang jelas berbeda adhalah posisi dan orang yang adha di kios tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan. Pelajari, dan tingkatkan! Bukan menyalahkan nasib.
Jika kios orang lain lebih laris, artinya adha sesatu yang lebih padha kios tersebut. Jika kamu ingin mendptkan penjualan lebih baik, maka Andalah yang harus lebih, artinya Anda harus menang.
Begitu dalam pekerjaan, perusahaan akn memilih karyawan yang lebih baik untuk posisi yang lebih tinggi. Mereka tidak memilih dg melempar koin atau dikocok seperti arisan. Perusahaan memilih pejabat yang paling baik iantara karyawan yang adha.
Kesalahan menempatkan karyawan bsa menjadikan perusahaan rugi, artinya perusahaan tidak sembarangan memilih karyawan. Anda bsa saja beralasan kenapa orang lain yang dipilih. Mungkin kamu merasa lebih baik dibandingkan orang itu. Mungkin, mungkin saja, tapi banyak aspek yang dinilai. Artinya, meski padha satu aspek kamu menang, thetapi secara total Anda kalah.
Artinya, jika kamu ingin mendptkan karir yang lebih, kamu harus menang.
Mengalahkan Itu Menyakiti.
Ya memang, jika seseorang kalah, ia akn merasa sakit. Mungkin pernah kamu alami. Namun sakit itu bukan disebabkan oleh orang yang mengalahkan ia, thetapi karena kekalahan itu sendiri saja. Artinya mengalahkan dg cara baik, tidak berarti menyakiti.
Seorang berjiwa besar tidak akn sakit karena kalah. Dia aka menerima kekalahan dg lapang dadha. Jadi kamu tidak perlu merasa tsayat mengalahkan orang lain, selama dg cara yang adil. Saat seseorang sakit hati karena kalah dari kamu, itu karena kesalahan dia memiliki jiwa yang kerdil.
Menang Itu Serakah.
Banyak orang yang tsayat menang karena tsayatdisebut serakah. Sebenarnya tidak adha hubungan serakah dg kemenangan. Serakah ya serakah, tidak peduli menang atau kalah. Ini akhlaq yang buruk. Jika kamu memiliki akhlaq yang baik, selama kamu mengambil hak kamu, itu bukan serakah.
Saat Anda menang dan Anda mengambil hak Anda, itu bukan serakah. Serakah adhalah saat Anda mengambil sesuatu yang bukan hak Anda. Selama Anda mengambil hak Anda karena kemenangan Anda yang adil, tidak adha yang namanya serakah.
Jika Menang Saya Tsayat Sombong
Tahukah Anda adha orang miskin yang sombong? Bahkan adha pula orang kalah yang sombong, yaitu saat ia mengatakn bahwa ia lebih baik atau menganggap rendah orang lain, maka ia adhalah orang yang sombong. Meski ia kalah. Mungkin perkataan berikut tidak asing di telinga Anda:
“Dia menang karena beruntung saja, padhahal dibandingkan saya, ia tidak adha apa-apanya.â€
Perkataan iatas disebutkan oleh orang yang kalah. Semantara perkataan iatas menkamukn kalau ia berlsaya sombong terhadhap orang lain. Artinya sombong bukan hanya milik orang menang, orang kalah pun bsa sombong.
Sombong tidaknya seseorang ditentukan sejauhh mana akhlq yang ia miliki. Jika ia membina akhlaqnya dilkamusi aqidah yang benar, maka ia tidak akn pernah sombong meski ia terus menang.
Khalid ibn al-Walid (584 – 642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, adhalah seorang panglima perang padha masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditsayati di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adhalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya.
Padha masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini dilsayakan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakn oleh kaum Muslimin padha masa itu. Beliau tidak marah, santai saja, dan menerima pemberentian itu. Bahkan jika saja harus menjadi prajurit, beliau siap. Selalu menang, bukan berarti harus sombong.
Anda Harus Menang Untuk Mendptkan Yang Terbaik
Ok, sekarang kita sudah memahami mitos-mitos tentang harus menang dan sudah kita patahkan mitos tersebut. Nah sekarang padha pertanyaan utama, kenapa harus menang?
Jawabannya adhalah dg menang Anda akn mendptkan yang terbaik. Tentu saja jika tujuan kemanangan Anda untuk yang terbaik. Sederhana.
Anda akn mendptkan keuntungan yang besar jika Anda memproduksi produk yang terbaik padha kelasnya atau memberikan jasa yang terbaik. Tentu saja harus didukung dg pemasaran dan manajemen yang terbaik pula. Jika bisnis Anda ingin sukses, Anda harus menang dalam produk, jasa, manajemen, dan pemasaran.
Begitu juga, jika Anda ingin mendptkan karir yang lebih baik, maka Anda harus menang dalam persaingan kerja. Perusahaan akn memilih karyawan terbaik untuk ditempatkan di posisi yang terbaik pula. Mental juara akn sengat berkaitan dg motivasi karyawan.
Beasiswa dan perguruan tinggi favorit pun hanya menerima siswa yang menang, artinya yang terbaik nilainya iantara semua pelamar.
Intinya Anda harus membangun mental juara atau mental pemenang. Sebab, jika Anda ingin mendptkan yang terbaik, Anda harus menang.
Baru: The Champion Way yang menjelaskan bagaimana Anda bsa memenangkan berbagai kejuaraan yang Anda ikuti. Ingat, Anda harus menang.
EmoticonEmoticon