Makna Kembali Ke Fitrah Sesungguhnya

Pentingnya Memahami Makna Kembali Ke Fitrah

Kembali Ke FitrahSetiap menjelang Idul Fitri, kita begitu akrab dg kata kembali ke fitrah. Sebuah kalimat yang begitu indah. Namun ini bukan sekedar kalimat penghias ucapan belaka, kembali ke fitrah adhalah kunci sukses manusia di dunia dan akhirat. Dan, kita tidak akn memiliki kunci sukses ini jika kita tidak memahami makna yang sebenarnya.

Kita tidak akn pernah mendptkan apa pun yang tidak kita ketahui. Anda tidak akn mendptkan emas meski pun Anda beradha di tambang emas jika Anda tidak mengetahui mana yang emas mana yang batu. Jadi ini alasan kita harus memahami makna kembali ke fitrah, agar kita bsa mendptkannya. Artinya agar kita bsa kembali ke fitrah manusia.

Inilah Makna Kembali Ke Fitrah

Apakah Makna Kembali Ke Fitrah Itu Seperti Bayi Yang Baru Dilahirkan?

Ya, memang seperti itu. Namun sayangnya, banyak yang memahami bahwa yang dimaksud seperti bayi itu hanyalah bebas dari dosa. Ini benar, namun belum lengkap. Coba kita simak hadits ini:

“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadhaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akn menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (padha telinga)?”

Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad  dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadhar (no. 6599); Al-Imam Muslim  dalam Kitabul Qadhar (no. 2658).

Jika kita melihat hadits iatas, makna fitrah bukan hanya berkaitan dg dosa, namun berkaitan dg akidah. “menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi” artinya ini adhalah perubahan akidah dari akidah asal (fitrah) dan apalagi jika bukan akidah Islam yang lurus. Setiap bayi itu dilahirkan dg akidah yang lurus, namun diubah oleh orang tuanya menjadi Nasrani, Yahudi, dan Majusi. Anda kembali seperti bayi, artinya kembali memiliki akidah yang lurus.

Sementara saat kita mengatakn bebas dari dosa, karena memang bulan Ramdhan adhalah bulan pengampunan yang akn membersihkan dosa bagi sopo yang yang berpuasa dan mendirikan shalat malam dg keimanan.

Jadi fitrah itu adhalah akidah yang lurus sebagaimana dijelaskan padha ayat berikut ini:

Maka hadhapkanlah wajahmu dg lurus kepadha agama Allah; (thetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakn manusia menurut fitrah itu. Tidak adha perubahan padha fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; thetapi kebanyakn manusia tidak mengetahui. (QS.Ar Ruum:30)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi dia dan Allah mengambil kesaksian terhadhap jiwa dia (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lsayakan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakn: “Sesungguhanya kami (bani Adam) adhalah orang-orang yang lengah terhadhap ini (keesaan Tuhan)“, (QS.Al A’raaf:172)

Sebelum lahir, kita sudah bertauhid (mengsayai keesaan Allah), maka saat lahir, sebenarnya manusia itu memiliki akidah yang lurus. Inilah fitrah manusia. Namun akidah bsa berubah karena faktor orang tua atau lingkungannya. Jika kita mengatakn bahwa kembali ke fitrah memiliki makna kembali seperti bayi adhalah benar, dg pemahaman bahwa bayi yang baru dilahirkan memiliki akidah yang lurus. Bisa juga dikatakn, makna fitrah itu adhalah hanif (lurus).

Mampu Menilai Mana Yang Baik dan Buruk

Jika kita melihat bahwa orang kafir sekali pun bsa melihat mana yang baik dan buruk, karena padha dasarnya itu adhalah fitrah manusia. Hanya saja dia sudah terkotori. Sisa-sisa dari fitrah itu masih adha namun sudah kotor dan rusak.

Orang yang kembali ke fitrah adhalah dia yang kembali bsa menilai baik dan buruk. Bukan berarti boleh berbuat dosa lagi, boleh ghibah lagi, boleh fitnah lagi, dan sebagainya. Jika demikian, justru kita harus mempertanyakn, sudahkah kita kembali ke fitrah?

Orang yang kembali ke fitrah akn berlsaya lebih baik, karena ia mengetahui mana yang baik dan buruk dan ia akn cendrung memilih yang baik karena akidah yang lurus.

Fitrah Yang Tertutupi

Setiap manusia itu padha dasarnya fitrah, meski ia lahir dari keluarga yang tidak memiliki akidah yang lurus. Namun orang tuanya menjadikan anak itu berubah menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Artinya fitrah bsa tertutupi. Saat fitrah sudah tertutupi maka ia tidak bsa lagi membedakn mana yang haq dan yang bathil.

Oleh karena itu, ini menunjukan kita harus menjaga fitrah kita dan fitrah anak kita agar tidak tertutupi, sehingga lupa dari fitrahanya. Jangan biarkan pikiran dan hati kita terkotori oleh pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dg akidah yang lurus. Bahkan saat kita lahir dalam keluarga Islam, bsa saja akidah kita terkotori oleh hal-hal dari lingkungan kita.

Cara Menjaga Fitrah

Bulan Ramadhan menjadikan kita kembali ke fitrah. Namun tidak berhenti sampai disitu, kita perlu menjaga kefitrahan ini. Kita harus thetap padha kefitrahan itu. Orang tua dan lingkungan bsa mengubah fitrah kita. Lalu bagai mana cara menjaga fitrah kita?

Fitrah kita berubah akibat dokrin dari orang tua dan informasi-informasi dari luar. Untuk itu kita perlu menjaga dg memasukan informasi yang benar ke dalam pikiran dan hati kita untuk mengalahkan dokrin dan informasi yang merusak fitrah kita. Dan, sumber kebenaran itu tiadha lain adhalah Al Quran.

Al Qur’an adhalah firman Allah, yang pastinya akn sesuai dg fitrah kita. Siapa lagi yang lebih mengetahui kita kecuali Allah Yang Maha Mengetahui? Maka jagalah fitrah kita dg mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya. Selama pikiran kita adhalah pikiran sesuai dg Al Quran, artinya fitrah kita masih terjaga.

Kesimpulan

Kembali ke fitrah itu adhalah kita kembali ke akidah yang lurus. Dan Stlah kita kembali ke fitrah, maka jagalah dg membaca serta mengamalkan Al Quran.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv