Mengenal Hakikat Diri – Antara Kelemahan dan Kemuliaan

Mengapa Harus Mengenal Hakikat Diri

mengenal hakikat diriMengenal hakikat diri adhalah hal yang penting jika Anda ingin meraih kemuliaan dan keunggulan. Dalam bidang manajemen, adha anlisa SWOT yang tiadha lain cara untuk mengenal perusahaan. Pengenalan inilah yang akn menjadi rujukan untuk strategi perusahaan selanjutnya. Begitu juga, langkah kita, termasuk langkah perbaikan dan langkah menuju kemuliaan harus dimulai dari mengenal hakikat diri terlebih dahulu.

Jika tidak … Anda bsa melsayakan hal yang sia-sia karena bsa melsayakan hal yang salah. Jika Anda melihat diri begitu lemah, maka Anda menjadi rendah diri. Sebaliknya saat Anda melihat diri secara lebay, Anda akn terjebak padha sikap sombong atau takabur.

Jika padha konsep pengembangan diri dari luar, sering kita mendengar atau membaca betapa hebatnya diri kita. Ya, memang kita sudah diberikan potensi yang sangat dahsyat oleh Allah, namun perlu kita sadhari bahwa kondisi manusia pun adha kelemahan dan kekurangannya. Jangan sampai, karena konsep materialistis merasuk ke dalam pikiran kita, maka kesayaan kita lebih kuat dibandingkan kesadharan bahwa manusia adhalah mahluq Allah.

Mengenal Hakikat Diri Seutuhanya

Kita harus mengenal hakikat diri kita dg utuh, tidak setengah-setengah. Ada sebagian orang yang hanya mengenal kehebatan diri sehingga menjadi takabur. Sementara adha orang yang hanya mengenal kelemahan diri yang menjadikannya rendah diri.

Untuk kita perlu mengenal diri secara utuh, yaitu seimbang melihat kemuliaan dan kelemahan sekaligus dg sikap yang arif sehingga tindakn, perilsaya, rencana, dan program kita berjalan dg seimbang. Tidak sombong namun tidak juga rendah diri. Yang adha adhalah percaya diri karena memahami potensi diri yang hebat dan keyakinan bantuan serta pertolongan dari Allah. Percaya diri dibentuk dari percaya kepadha potensi diri dan percaya akn pertolongan Allah.

Dan yang terpenting adhalah dg mengenal hakikat diri  diharapkan kita mampu memahami tugas dan peran kita sesungguhanya. Jangan sampai kita hanya melsayakan tindakn-tindakn yang sebenarnya bukan tugas dan peran kita, sehingga hidup menjadi sia-sia.

Makhluq Yang Lemah, Bodoh, dan Berkebutuhan

Sebelum kita berbicara tentang kelebihan manusia, kita perlu memahami bahwa manusia itu padha dasarnya lemah, bodoh, dan membutuhkan bantuan serta pertolongan yang adha di luar dirinya. Ini kondisi dasar manusia di hadhapan Allah dan posisi sebagai makhluq.

Manusia itu lemah, sebab hanya dari Allahlah datangnya kekuatan. Manusia itu bodoh karena hanya Allah Yang Mahatahu. Manusia itu membutuhkan bantuan serta pertolongan Allah, sebab Allah Mahsayaasa sementara manusia penuh dg keterbatasan dan kekurangan.

Dengan pemahaman ini, maka tidak pantas jika kita memiliki rasa sombong atau takabur sedikitpun. Hal ini jarang ditekankan oleh faham materialistis, faham yang melupakn atau meminggirkan eksistensi Allah yang menciptaknnya. Akibatnya bsa terjadi hidup yang penuh kesombongan dan takabur bahkan merasa tidak membutuhkan Allah.

dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS.4:28)

Sesungguhanya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS.33:72)

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepadha Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS.35:15)

Manfaat Memahami Kelemahan Diri

Jika kita sudah memahami bahwa diri kita lemah, maka kita bsa mengantisipasi dan hidup lebih waspadha.

  1. Manfaat memahami kelemahan diri tidak akn menjadikan kita takabur, sehingga hidup lebih waspadha dan hati-hati.
  2. Kita akn terus belajar, terus-menerus menambah ilmu dan belajar sebab sebenarnya kita segala tahu, tidak segala bsa. Ada hal yang tidak kita ketahui adha hal yang tidak kita bsa.
  3. Selalu berusaha mendptkan pertolongan dan bantuan dari Allah.

Justru, jika kita menyikapi dg baik, memahami kelemahan diri akn berdampak positif, bukan melemahkan. Semua manfaat iatas, tiadha lain akn memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri kita.

Makhluq Yang Dimuliakn

Manusia adhalah makhluq yang banyak mendptkan kemuliaan yang diberikan Allah. Banyak kelebihan dan keistimewaan manusia dibandingkan makhluq lainnya, bahkan malaikat sekali pun.

Yang 1 adhalah manusia ditiupi ruh.

Kemuian Dia menyempurnakn dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (thetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS.32:9)

Yang kedua diberikan kelebihan dibandingkan makhluq lain.

Dan sesungguhanya telah Kami muliakn anak-anak Adam, Kami angkut dia di daratan dan di lautan, Kami beri dia rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dia dg kelebihan yang sempurna atas kebanyakn makhluk yang telah Kami ciptakn. (QS.17:70)

Yang ketiga ditundukan alam untuk manusia.

Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dpt berlayar padhanya dg seizin-Nya dan supaya kamu dpt mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripadha-Nya. Sesungguhanya padha yang demikian itu benar-benar terdpt tkamu-tkamu (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.45:12,13)

Sungguh kehormatan yang diterima manusia. Dibalik sifatnya yang lemah, bodoh, dan membutuhkan, namun Allah pun memberikan kemulian bagi manusia. Semua ini agar manusia bersyukur dan mau berfikir.

Kesimpulan

Jika manusia sudah dimuliakn dan mendptkan kelebihan yang luar biasa, plus potensi pikiran, hati, dan jasad, maka tidak adha lagi alasan bagi diri kita dalam menjalani beban hidup ini, termasuk tugas-tugas yang kita emban. Kita akn mampu selama kita memanfaatkan potensi diri, memanfaatkan alam, dan memohon pertolongan Allah. Namun kita tidak boleh takabur, karena seungguhanya manusia itu lemah, bodoh, dan membutuhkan.

Inilah buah dari mengenal hakikat diri dg benar.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv