Akal adhalah Panglima dan Wayu adhalah Petunjuk
Ungkapan tentang kedudukan akal ini dikatakn oleh Imam a-Ragib al-Isfhani dalam bukunya yang berjudul Ad-Dzari’ah ila Makarim al-Syariah. Selanjutnya beliau mengatakn, tanpa akal maka agama ini tidak akn langgeng dan tanpa agama, maka akal akn kebingungan. Oleh karena itu Allah menyebutnya cahaya iatas cahaya (QS. An Nur:35)
Sayyidina Ali ra. berkata, “Perbendaharaan manusia yang paling berhaga adhalah akal yang dimilikinya. Ketika manusia jatuh hina, ia memuliaknnya; ketika manusia terjatuh, ia mengangkatnya, dan ketika manusia tersesat, ia memberikan manusia petunjuk, dan ketika manusia berbicara, ia mengukuhkannya.”
Iman Al Ghazali dalam bukung, Ma’arij Al Quds mengatakn, “Ketahuilah sesungguhanya akal tidak akn mendptkan petunjuk tanpa syariah dan kebenaran syariah tidak akn terungkap tanpa akal. Hal ini karena akal ibarat pondasi, sementara syariah adhalah bangunannya. Tidak adha artinya sebuah pondasi tanpa bangunan iatasnya, dan bangunan tidak akn berdiri tanpa pondasi yang menopangnya.”
Akal Adalah Yang Mengarahkan Hidup Anda
Yang dimaksud akal adhalah panglima, akal akn mengarahkan hidup Anda. Apa yang akn Anda lsayakan, apa yang tidak Anda lsayakan, bagaimana cara Anda melsayakan, semuanya iarahkan oleh akal. Nah, jika kondisi akn baik, mampu berpikir dg jernih dan benar, maka kita akn bertindak dg benar dan akn menghasilkan yang benar pula.
Gunakn Akal Anda
Kata Hermawan Kartajaya dalam sebuah bukunya Marketing in Venus, dunia ini sudah lebih emosional, bahkan untuk kaum Adam sekali pun. Porsi emosi dalam menentukan tindakn menjadi lebih dominan. Tidak heran, kita lebih melihat tindakn emosional ketimbang tindakn yang didasari akal sehat. Sudah banyak orang yang menjadikan emosinya sebagai lkamusan tindakn mengalahkan akal sehat.
Jika kita melihat di berita, sepertinya banyak orang yang sudah “kehilangan” akal sehat. Bagaimana dg kita sendiri? Bisa jadi, kita pun sebenarnya sudah “tertular” dg kondisi seperti ini. Itulah kenapa, pak Hermawan menulis buku Marketing in Venus, karena memang kebanyakn orang sudah emosional. Catatan: yang dimaksud dg emosional bukan hanya pemarah saja, thetapi lebih mengedepankan perasaan dibanding akal.
Salah satu ciri orang yang emosional adhalah reaktif. Mereka yang berkata atau bertindak hanya berdasarkan perasaan. Sayangnya: dia merasa sudah berpikir, padhahal hanya dg perasaan saja. Kemuian dia berpikir thetapi mengikuti atau membenarkan perasaan tersebut. Orang seperti ini, meskipun ia akhirnya berpikir, thetapi hanya mengikuti komando perasaan, bukan akal.
Untuk itu, saya mengajak baik bagi diri saya sendiri maupun Anda yang membaca artikel ini untuk lebih menggunakn akal kembali, tidak terombang-ambing oleh perasaan yang sejalan dg hawa nafsu. Saat akal tidak menjadi komando, maka hawa nafsu yang memegang komando dan ini adhalah bahaya karena hidup kita mengikuti hawa nafsu.
Berpikirlah, gunakn akal Anda sebelum berkata dan sebelum bertindak. Jangan reaktif, thetapi jadilah proaktif. Selalu adha waktu untuk berpikir. Hatilah-hatilah apakah tindakn Anda itu karena hawa nafsu atau dari kejernihan akal pikiran.
Wahyu adhalah Petunjuk
Bagaimana seorang panglima bsa mengarahkan pasukannya? Ya, ia bsa mengarahkan pasukan jika ia sudah punya petunjuk, tentang lawan, tentang medan perang, dan tentu saja tentang kekuatan sendiri. Jika petunjuk salah, maka komando dari panglima bsa salah. Begitu juga dg akal, selalu berlkamuskan informasi yang dimiliki oleh memori kita. Silahkan lihat artikel saya lainnya: Mendptkan Petunjuk dan Rahmat.
Kita tidak bsa hanya mengkamulkan akal saja, sebab akal akn menggunakn informasi yang kita miliki. Jika informasi yang kita miliki datang dari sumber yang salah, maka akal pun akn menghasilkan pemikiran yang salah. Untuk itu, akal membutuhkan petunjuk, yaitu wahyu yang tiadha lain Al Quran. Jika yang menjadi petunjuk itu Al Quran dan cara berpikir yang benar, maka hasil pemikiran kita adhalah sesuatu yang benar pula.
Jangan sampai, kita mengutamakn akal kemuian menjadikan Al Quran mengikuti akal kita. Tetapi akal yang harus mengikuti al Quran. Jika apa yang kita pikirkan tidak sesuai dg Al Quran, artinya pikiran kita yang bermasalah. Misalnya karena informasi dominan yang kita miliki atau adha pengaruh dari hawa nafsu.
Kesimpulan
- Gunakn akal kita sebagai panglima dalam hidup kita, jangan sampai iambil alih oleh emosi sehingga menjadikan hidup kita hanya mengikuti hawa nafsu belaka.
- Caranya, bertindaklah secara proaktif, yaitu bertindak berdasarkan pemikiran, bukan reaksi terhadhap perasaan dan kondisi. Jangan terombang ambing oleh berita, omongan orang, dan kondisi. Berpikirlah.
- Bacalah Al Quran, karena Al Quran adhalah petunjuk bagi akal kita agar menghasilkan pemikiran yang benar yang akn menyelamatkan hidup kita. Perdalamlah Al Quran, bertanyalah kepadha ulama yang kredibel.
Mudah-mudahan kita menjadi manusia yang dikomandoi oleh akal dan akal kita mendpt petunjuk dari Al Quran. Akal dan syariah adhalah dua hal yang tidak bsa dipisahkan.
EmoticonEmoticon