Pepatah Populer Bagai Katak Dalam Tempurung
Mungkin Anda sudah mengetahui pepatah Bagai katak dalam tempurung. Pepatah ini begitu populer. Tapi, apa yang akn saya sampaikan adhalah model barunya. Iya, arti dari pepatah ini adhalah orang yang wawasannya tidak terlalu luas. Ia tidak tahu situasi lain, selain di sekitar tempatnya beradha saja. Kesannya, orang seperti ini adhalah orang yang tidak gaul.
Namun tahukah Anda, bahwa orang gaul pun bsa memiliki sifat yang sama dg apa yang dikatakn pepatah ini? Yup, orang yang merasa gaul dan suka membaca tidak terbebas dari kemungkinan menjadi orang seperti dalam pepatah ini. Bisa jadi, Anda pun termasuk di dalamnya.
Silahkan lanjutkan membaca untuk mengetahui apakah Anda termasuk dan solusinya untuk mencegah dan keluar dari sikap seperti ini.
Apa itu tempurung? Bagai katak dalam tempurung, artinya si katak tidak bsa melihat dunia luar karena dibatasi oleh tempurung. Jadi makna yang lebih mendalam dari pepatah ini ialah hidup yang dibatasi. Yang dimaksud batas ini bukan hanya membatasi mata lahir saja. Namun, yang lebih bahaya ialah saat mata hati dan pikiran kita yang dibatasi.
Tertutup Mata Hati
Mata hati yang dibatasi tidak bsa melihat kebenaran. Apa yang membatasi hati? Yang membatasi hati itu adhalah hawa nafsu. Orang yang hatinya sudah tertutup oleh hawa nafsu tidak akn mampu melihat kebenaran. Satu-satunya cara agar bsa melihat kebenaran ialah dg menyingkap tabir tersebut, bukan meniadhaknnya sebab hawa nafsu sudah bagian dari manusia. Ciri-cri orang yang mata hatinya tertutup ialah tidak bsa melihat cahaya, bahkan saat ia sedang membaca sumber cahaya tersebut, yaitu Al Quran. Atau orang yang selalu/sering menolak nasihat atau selalu melsayakan pembenaran saat menerima nasihat.
Pikiran yang Dibatasi
Model kedua dari makna bagai kata dalam tempurung ialah saat pikiran kita yang dibatasi. Orang yang rendah diri adhalah orang yang pikiran dibatasi oleh anggapan akn kemampuan diri yang rendah. Orang yang putus asa adhalah orang yang pikirannya dibatasi oleh sempitnya ide-ide yang bsa menjadi solusi. Dia pikir tidak adha yang bsa dilsayakannya lagi, ia pikir semua sudah dilsayakan. Padhahal belum semua cara dan ikhtiar yang dilsayakan, ia hanya menganggap semuanya sudah dilsayakan karena pikirannya sebatas itu.
Dan, masih banyak lagi akibat negatif dari berpikiran sempit.
Buka Hati Buka Pikiran
Bagai katak dalam tempurung, si katak merasa bahwa dunianya memang seperti itu. Gelap dan sempit. Dia merasa bahwa itulah realitas hidup. Dia tidak sadhar kalau dirinya sebenarnya terkungkung oleh sempitnya tempurung. Banyak juga manusia yang merasa hidupnya sudah baik-baik saja. Dia merasa seperti itulah hidup yang sebenarnya. Mereka tidak menyadhari bahwa hidup bsa lebih luar dari itu.
Terlepas, apakah Anda merasa Bagai Katak Dalam Tempurung atau tidak, maka Anda thetap harus membuka hati dan pikiran Anda. Seperti yang saya jelaskan di modul Berpikir Diluar Kotak Revolusi Waktu, bahwa sebenarnya kita adha dalam kotak tertentu. Sejauhh mana apa yang Anda capai dan miliki saat ini, itu adhalah ukuran dari kotak atau batasan yang adha padha diri Anda. Artinya jika Anda ingin memiliki pencapaian yang lebih besar, maka bukalah pikiran Anda.
Bukalah hati. Membuka hati bsa dimulai dg membersihkan kotoran-kotoran yang adha dalam hati. Mulailah dg memohon ampun kepadha Allah dan memperbanyak ibadhah agar hati kita menjadi bening. Terimalah nasihat, apalagi yang datang dari Al Quran dan hadits shahih, meski pun nasihat itu menonjok hati Anda. Jika Anda tidak suka dg nasihat baik, artinya adha sesuatu dalam hati Anda. Maka mulailah untuk menerima nasihat meski terasa pahit, bukan menolaknya atau mencari pembenaran.
Mudah-mudahan, kita semua terhindar dari orang yang tertutup baik mata hatinya maupun pikirannya. Mudah-mudahan hidup kita tidak Bagai Katak Dalam Tempurung.
EmoticonEmoticon