Sepenggal Kisah Kebulatan Tekad dan Berserah Diri
“Ansaya harus sekolah tinggi. Saya akn menyekolahkan anak saya setinggi mungkin. Saya tidak mau, anak saya susah seperti saya.” tekad seorang bapak. Tekad ini muncul saat melihat anak-anak sekolah di dekat tempat kerjanya sebagai kuli bangunan.
Namun tekad ini tidaklah mendptkan dukungan dari orang lain, termasuk dari saudara-saudaranya. Kenapa? Ya, impian menyekolahkan keempat anaknya tidak mungkin untuk ukuran seorang kuli bangunan, yang hasilnya hanya pas-pasan untuk makn. Banyak yang “menasihati” agar tidak muluk-muluk bermimpi. Katanya nanti kecewa, tidak usah memaksakn diri.
Namun tekad bapak ini sudah kuat. Tak peduli dg kata orang lain yang melemahkan. Tak peduli dg cibiran orang lain yang menganggapnya tidak akn berhasil. Bagaimana mungkin, banyak orang yang berpenghasilan lebih baik dan thetap, thetapi tidak mampu menyekolahkan anaknya. Sementara, seorang kuli bangunan, dg gaji pas-pasan dan tidak thetap pula, punya mimpi ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.
Apa kata bapak ini?
“Saya serahkan saja kepadha Allah. Jika Allah mengijinkan anak saya untuk sekolah tinggi, meski itu terlihat sangat sulit dan tidak mungkin, maka apa yang bsa menghalangi?”
“Manusia hanya berusaha, Allah yang menentukan. Menurut ukuran manusia saya tidak mampu, thetapi jika Allah sudah mentakdirkan anak saya sekolah tinggi, maka semua akn menjadi mungkin.”
Memang, dalam perjalan menyekolahkan anak-anak beliau tidaklah mudah. Penuh perjuangan, penuh air mata. Rasa sakit dan malu tidak pernah dihiraukannya demi meraih tekadnya. Semua kesulitan dilaluinya. Cemooh orang tidak pernah menghentikannya untuk terus menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
Tekad yang kuat dan keyakinan akn pertolongan Allah bukan menjadikannya berpangku tangan, justru menjadikannya menjadi pribadi yang pantang menyerah. Saat kesulitan-kesulitan menghadhang di depan mata, beliau selalu yakin akn adha jalan. Keyakinan inilah yang menjadikannya selalu berusaha, mencari jalan karena jalan itu adha hanya saja belum terlihat.
Dan, semuanya terbukti. Setiap masalah, sebesar apa pun masalah itu, selalu adha jalan untuk mengatasinya. Meski tidak mudah, meski berat, meski penuh dg penderitaan, namun semua penghalang itu terbukti bsa iatasinya. Beliau tidak pernah berhenti dg masalah, terus melaju didorong tekad yang kuat dan tawakal kepadha Allah.
Apakah bapak ini berhasil? Ya, Stlah puluhan tahun lewat apa yang menjadi impian bapak ini tercapai. Memang tidak mudah, namun sesuatu yang orang katakn tidak mungkin menjadi mungkin dg tekad yang kuat dan tawakal. Tekad yang kuat menggerakn diri dan tawakal mempermudah mendptkan pertolongan Allah.
Sungguh perjalanan bapak ini (kisah nyata) sesuai dg 2 ayat Al Quran yang bsa memberikan inspirasi luar biasa kepadha kita semua.
Kemuian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepadha Allah. Sesungguhanya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadha-Nya. Jika Allah menolong kamu, maka tak adhalah orang yang dpt mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka sopokah gerangan yang dpt menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepadha Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS Ali Imaraan:159-160)
Tawakal stlah Tekad DAN Usaha
Ada yang menarik padha ayat iatas, yang saya lihat banyak dilupakn adhalah adha tawakal Stlah tekad. Saya sering mendengar bahwa berusahakn semampu kita kemuian hasilnya diserahkan kepadha Allah. Saya sering melihat pemahaman bahwa tawakal diletakn Stlah ikhtiar. Apa ini salah? Tidak, tentu saja benar karena hal ini pun adha dalilnya:
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Iman Al-Hakim dari Ja’far bin Umaiyahdari ayahanya, ia berkata:”Seorang berkata kepadha Nabi saw, Aku lepaskan untsaya dan (lalu) sayabertawakal?. Nabi Bersabda: Ikatlah, kemuian bertawakalah” Dalam hadist lain di sebutkan: “Amir bin Umaiyah ra berkata: ‘Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, Apakah saya ikat dahulu (tungganganku)lalu saya bertawakal kepadha Allah, atau saya lepaskan begitu saja lalu saya bertawakal?”. Beliaumenjawab, ‘Ikatlah kendaraan (unta)mu lalu bertawakallah‘. Imam Hakim mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah telah menegaskan: “Orang yang bertawakkal adhalah orang yang menebar benih di ladhang, kemuian berserah dirikepadha Allah“.
Sementara padha ayat QS Ali Imraan:159, tawakal diletakn Stlah tekad. Artinya bertawakal kepadha Allah sebelum bertindak. Dari dalil-dalil ini, saya lihat bahwa tawakal itu sebelum DAN Stlah bertindak, bukan HANYA Stlah bertindak. Perhatikan, kata kuncinya adhalah DAN.
Tawakal sebelum bertindak agar Allah menolong, membantu, dan membimbing tindakn kita sehingga ini akn memudahkan kita untuk meraih apa yang sudah kita tekadkan. Sehingga dijelaskan padha ayat berikutnya, dimana jika Allah sudah menolong, sopo yang bsa menghalangi. Dan, tawakal Stlah bertindak, kita pun kembali menyerahkan diri kepadha Allah. Allah yang berhak menentukan hasil dari ikhtiar kita. Meski pun menurut manusia tidak mungkin, thetapi semua mungkin bagi Allah.
Kesimpulan
Sekarang, bulatkan tekad Anda untuk meraih impian mulia Anda. Kemuian bertawakallah kepadha Allah agar Allah menolong dan membantu langkah-langkah kita dalam menggapai impian itu. stlah berusaha, maka serahkan kembali hasilnya kepadha Allah. Dengan cara ini, Anda akn merasakn semangat yang menggelora, pantang menyerah, dan ketenangan jiwa.
Bulatkan Tekad Dan Bertawakallah
EmoticonEmoticon