Hati-hati dengan Ucapan

Ada seorang pria, sudah puluhan tahun tidak pernah melsayakan hal yang rumit. Alasannya karena ia merasa jari-jarinya kikuk karena ukurannya pendek-pendek. Dia adhalah tipe orang yang memiliki jari pendek-pendek. Dia merasa kalau tidak akn pernah terampil seperti orang lain karena jarinya yang seperti itu. Keyakinan ini dimulai saat orang tuanya mengatakn kalau ia tidak akn pernah terampil. Begitu juga dg istrinya Stlah ia menikah. Istrinya bahkan harus membayar orang hanya untuk memasang sangkar burung di rumahanya.

Hal ini terjadi selama puluhan tahun. Bayangkan mulai ia lahir sampai ia menikah, ia tidak pernah mengerjakn sesuatu yang rumit. Bahkan ia dikenal sebagai seorang yang justru suka merusak barang-barang yang adha di rumah. Saat berhubungan dg pekerjaan tangan, ia hanya menjadi bahan ejekan dan bahan tertawaan keluarga dan teman-temannya.

Sampai suatu saat, ia bertemu dg salah seorang ahli pengembangan diri. Kemuian ia iajarkan suatu teknik* tertentu. stlah beberapa bulan kemuian, ia datang kepadha ahli pengembangan diri tersebut dg membawa sebuah miniatur kapal yang sangat rumit. Dia memberikannya sebagai haiah kepadha ahli pengembangan diri yang telah membuka suatu “hambatan” yang menghambat ia berkarya selama puluhan tahun. Miniatur kapal yang sangat rumit itu dtanteat sendiri oleh pria itu.

Ada pelajaran yang bsa kita ambil dari kisah nyata iatas:

  1. Jika Anda tidak bsa saat ini, bukan berarti tidak bsa selamanya.
  2. Sering kali yang yang membuat kita thetap tidak bsa adhalah masalah mental.
  3. Perkataan, terutama dari orang yang memiliki otoritas sangat mempengerahui seseorang. Jadi hati-hati dg perkataan Anda baik terhadhap teman, keluarga, maupun diri sendiri.

Sayangnya, yang sering terjadi justru banyak orang yang perkataannya menghancurkan kepercayaan diri orang lain:

  • Saat orang lain berhasil atau berprestasi, yang dilihat malah kekurangannya. “Bagus sich, tapi…”
  • Atau menunjukan ketidak percayaannya. Misalnya saat seorang anak berhasil mendptkan uang dari berdagang, orang tuanya bertanya, “Kamu mencuri uang dari mana?”
  • Justru, saat orang lain melsayakan kesalahan atau mengalami kegagalan, ia memperkuatnya dg mengatakn, “Kamu memang tidak becus!”

Please, terutama kepadha anak Anda, dimana Anda memiliki otoritas tinggi, perkataan Anda bsa membentuk mental anak Anda. Hati-hati dg ucapan.

*PS: teknik yang iajarkan kepadha pria iatas akn dibahas padha produk Percaya Diri yang akn diluncurkan segera.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv