Janganlah Kamu Bersedih Allah Bersama Kita
Mungkin Anda pernah membaca ayat ini: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhanya Allah beserta kita.” (At-Taubah:40) Lalu, bagaimana jika kita thetap merasa bersedih? Ini artinya adha sesuatu yang salah dalam hati kita. Dalam ayat iatas, kita tidak perlu bersedih sebab Allah beserta kita. Jika kita masih thetap saja bersedih, artinya kita belum merasakn kedekatan dg Allah.
Yang dimaksud bersedih bukanlah berarti menangis. Menangis dalam rangka tsayat dan berharap kepadha Allah malah ianjurkan supaya kita bebas dari api neraka. Bersedih yang dilarang adhalah kesedihan akibat ketidaksabaran, tidak menerima takdir, dan menunjukan kelemahan diri.
Bersedih Itu Manusiawi
Para Nabi bersedih. Bahkan Rasulullah saw pun bersedih saat ditinggal oleh orang-orang mensukai dan disukai beliau. Namun, para Nabi tidak berlebihan dalam sedih. Para Nabi segera bangkit dan kembali berjuang tanpa larut dalam kesedihan.
Janganlah Kami Bersedih Karena Tidak Diajarkan
Bersedih (selain tsayat karena Allah) tidak iajarkan dalam agama. Bahkan kita banyak menemukan ayat maupun hadist yang melarang kita untuk bersedih.
“Janganlah kamu bersedih, sesungguhanya Allah beserta kita.” (QS.At-Taubah:40)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padhahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)
Rasulullah saw pun berdo’a untuk agar terhindar dari kesedihan,
“Ya Allah, saya berlindung kepadha-Mu dari kekufuran dan kefakiran; Ya Allah, saya berlindung kepadha-Mu dari adzab kubur. Tiadha Tuhan kecuali Engkau.†(HR. Abu Dawud)
Janganlah Kami Bersedih – Caranya
Jika kita melihat ayat dan hadits yang disebutkan iatas, setidaknya kita sudah memiliki dua solusi agar kita tidak terus beradha dalam kesedihan.
Pertama: dari ayat iatas (At Taubah:40) bahwa cara menghilangkan kesedihan ialah dg menyadhari, mengetahui, dan mengingat bahwa Allah bersama kita. Jika kita sadhar bahwa Allah bersama kita, apa yang perlu kita tsayatkan? Apa yang membuat kita sedih. Allah Maha Kuasa, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
Saat kesedihan terus menimpa kita, mungkin kita lupa atau hilang kesadharan, bahwa Allah bersama kita. Untuk itulah kita diperintahkan untuk terus mengingat Allah.
“Ingatlah, hanya dg mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d:28)
Dari ayat ini, kita sudah mengetahui cara menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan ketsayatan yaitu bidzikrillah, dg berdzikir mengangat Allah.
Saat saya mengalami kesedihan, ketsayatan, atau kecemasan, adha tiga kalimat yang sering saya gunakn untuk berdzikir.
- Istighfar, memohon ampun kepadha Allah.
- La haula wala quwwata illa billah (Tiadha daya upaya dan tiadha kekuatan kecuali dg pertolongan Allah)
- Hasbunallaah wa ni’mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adhalah sebaik-baiknya Pelindung)
- Tentu saja, masih banyak kalimat-kalimat baik lainnya yang bsa Anda ucapkan
Alhamdulillah, kesedihan, kecemasan, dan ketsayatan menjadi sirna Stlah berdzikir dg kalimat-kalimat iatas. Tentu saja, bukan saja dzikir di lisan thetapi harus sampai masuk ke hati.
Kedua: cara menghilangkan kesedihan ialah dg berdo’a seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Nabi pun meminta pertolongan Allah, apa lagi kita, jauhh lebih membutuhkan pertolongan Allah. Maka berdo’alah.
Tentu saja, masih banyak cara supaya kita tidak bersedih. Saya bsa menulis buku tebal jika mau membahas semuanya. Namun, dg dua cara utama iatas kita akn mendptkan mamfaat yang luar biasa. Bersedih masih mungkin kita alami, thetapi tidak lagi bersedih yang berlebihan dan berlarut-larut. Karena hidup dan perjuangan harus berjalan terus.
Janganlah kamu bersedih!
EmoticonEmoticon