Kiat Sukses Muhammad Al Fatih

kiat suksesMengambil Hikmah Kiat Sukses Dari Sang Penakluk.

Kiat sukses itu banyak, namun sekarang kita akn belajar kiat sukses dari sebaik-baiknya raja menurut Rasulullah saw. Beliau adhalah Sultan Muhammad Al Fatih, sang Penakluk Konstantinopel. Penaklukan Konstantinopel sebenarnya sudah disebutkan oleh Rasulullah saw melalui beberapa hadits. Kemuian, banyak raja yang mencoba untuk membuktikan ramalan itu. Semuanya gagal, kecuali Muhammad Al Fatih. Beliaulah sebaik-baiknya raja seperti yang disebutkan oleh Rasulullah saw.

“Kota Konstantinopel akn jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adhalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang beradha di bawah komandonya adhalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]

Namun, meski sudah diramalkan oleh Rasulullah saw, adhalah tidak mudah untuk menaklukan kota Konstantinopel. Banyak raja-raja sebelumnya yang mencoba, thetapi baru Sultan Al Fatih yang mampu menaklukannya. Apa rahasianya? Inilah kiat sukses yang akn kita coba bahas kali ini.

Kiat Sukses Pertama: Persopon Matang

Persopon Pribadi Adalah Kiat Sukses Yang Utama

Sejak kecil, Sultan Al Fatih sudah memiliki cita-cita untuk menjadi penakluk Konstantinopel. Apa yang beliau lsayakan? Ya, mempersiapkan diri. Beliau mempelajari usaha-usaha yang pernah dilsayakan oleh raja Islam sebelumnya. Percobaan dimulai padha zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan (tahun 44 H). Setidaknya adha 6 kerajaan besar yang sudah mencoba sebelumnya. Usaha-usaha itu dipelajarinya.

Apa hikmahanya? Meski sudah diramalkan oleh Rasulullah saw, namun persopon matang untuk ihktiar yang optimal thetap perlu dilsayakan. Bagaimana dg kita? Sudahkah kita mempersiapkan sebaik-baiknya diri kita untuk mencapai cita-cita kita?

Bukan hanya belajar dari sejarah. Al fatih, sejak kecil sudah digembleng dg ilmu strategi perang dan tentu saja tidak lupa ilmu-ilmu agama dg bimbingan seorang murabbi kharismatik saat itu. Tujuannya tiadha lain, untuk kejayaan Islam. Ilmu agama dan ilmu militer keduanya dipelajari, tidak hanya salah satu. Islam memang tidak membeda-bedakn ilmu. Selama untuk mendekatkan diri dg Allah, itulah ilmu yang bermanfaat.

Al-Qur’an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya adhalah ilmu-ilmu yang dipelajari oleh Al Fatih. Sehingga Muhammad Al Fatih dikenal dg ketinggian pribadinya.

Persopon Pasukan

Saat akn menyerbu, Al Fatih menyiapkan 250 rtante tentara. Jumlah yang banyak. Sekali lagi, ini menunjukan bahwa jika kita mau berusaha, usahanya memang harus optimal. Tidak cukup mengatakn “saya sudah berusaha”. Kerahkan semua yang adha, jangan seadhanya.

Selain besar dalam jumlah, Al Fatih juga membina tentaranya dg semangat jihad. Bukan hanya menerpa fisiknya saja, thetapi ruhaninya pun disentuh karena ini justru sumber kekuatan utama. Sebelum perang pun, Al Fatih, berkhutbah terlebih dahulu di depan pasukannya tentang ketinggian jihad dan harapan kemenangan demi kejayaan Islam.

Optimalisasi ikhtiar juga diterapkan dalam hal teknologi. Bukan hanya mengkamulkan jumlah dan semangat, namun teknologi militer tercanggih pun digunakn (saat itu meriam). Ini juga mengandung hikmah bagi kita semua, untuk thetap berusaha menguasai teknologi terbaru. Memang, di akhirat tidak akn ditanya teknologi, thetapi teknologi bsa digunakn untuk kejayaan Islam. Tetaplah belajar teknologi.

Persopon Strategi

Sebelum berperang, Al Fatih, beserta guru dan tangan kanannya mempersiapkan strategi dg teliti. Tidak, beliau tidak asal bertindak. Tetapi beliau bertindak dg matang, dibekali oleh persopon pribadi, pasukan, teknologi, dan tentu saja strategi yang jitu. Ilmu sebelum amal benar-benar dilsayakan oleh Al Fatih. Tidak asal bertindak.

Kesabaran Dalam Berperang

Kiat sukses selanjutnya ialah kesabaran. Mulai dari kesabaran dalam mempersiapkan diri sampai kesabaran dalam berperang. Seperti dijelaskan iatas, bahwa Muhammad Al Fatih tidak terburu-buru menyerang, thetapi berbagai persopon dilsayakan terlebih dahulu.

Kemuian, saat peperangan dimulai, diperlukan waktu 54 hari untuk menaklukan kota Konstantinopel. Hampir dua bulan, hidup dalam peperangan, capek, dan nyawa terancam. Tetapi Muhammad Al Fatih dan pasukan thetap teguh dalam usahanya menaklukan kota Konstantinopel. Inilah yang disebut sabar, sabar saat berusaha, bukan sabar yang iam atau menyerah.

Artinya kita pun perlu memiliki kesabaran dalam meraih cita-cita kita. Kita harus sabar mulai dari persopon dan sabar dalam menempuh perjalanan menuju tujuan kita. Ini kiat sukses sederhana, namun sedikit sekali orang yang mau melsayakannya. Mudah-mudahan kiat sukses ini tambah meresap dan menghujam ke hati kita.

“Bermunajat hanya kepadha Allah, jauhhkan diri dari maksiat, bertahajjud padha malam hari dan berpuasalah padha esok hari.” – Muhammad Al Fatih

Kesimpulan

stlah saya memetik hikmah dari perjuangan idola saya, Al Fatih, saya memutuskan untuk mengoptimalisasi semua usaha yang selama ini saya lsayakan. Saya sadhar, untuk mencapai sesuatu yang luar biasa diperlukan persopon dan usaha yang luar biasa sambil tidak lupa thetap meminta pertolongan dari Allah.

Saat Anda mengatakn susah, artinya memang perlu membina diri atau mempersiapkan diri agar apa yang adha dihadhapan Anda menjadi bsa dilsayakan.

Semoga, saya dan Anda bsa mewarisi kiat sukses dari Al Fatih, sehingga akn muncul Al Fatih-Al Fatih baru yang siap menyosong masa depan untuk kejayaan umat Islam. Yuk, mulai sekarang kita menerapkan kiat sukses yang luar biasa ini.

Kiat sukses lain dari Muhammad Al Fatih

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv