Nasihat Berguna Ini Datang Dari Sahabat
Sahabat saya memberikan sebuah nasihat berguna untuk kemajuan bisnis saya. Waktu itu saya abaikan, saya rasa bisnis saya baik-baik saja. Nasihat ini saya terima sekitar 2 tahun yang lalu. Akhirnya, padha beberapa bulan yang lalu, saya dibantu sahabat ini mencoba untuk menerapkan nasihat ini. Bagaimana dg hasilnya? Bum… saya memecahkan omset saya yang belum pernah saya alami selama menjalankan bisnis.
Sekamuinya saya ikuti nasihat itu 2 tahun yang lalu? Ya, kita tidak boleh berkata sekamuinya. Sekarang, saya mengambil hikmah bahwa sering kali, nasihat yang seolah tidak berguna, bukan untuk saya, ternyata sangat bermanfaat untuk kehidupan saya. Hikmah yang saya ambil dari sini adhalah jangan pernah mengabaikan sebuah nasihat. Pikirkan matang-matang, jika perlu coba dulu.
Nasihat Berguna Itu Belum Tentu Berhasil
Mengapa saya mengabaikan nasihat 2 tahun yang lalu? Karena saya pikir belum tentu berhasil untuk saya, itu bukan bidang saya. Begitu juga, kita sering menganggap nasihat atau ide-ide dari teman atau sopo pun bukan untuk kita. Dianggap nasihat itu tidak cocok dg kita, nasihat tidak berguna, bahkan menganggap nasihat yang salah.
Memang benar nasihat berguna itu belum tentu berhasil. Siapa yang bsa menjamin keberhasilan? Jika Anda hanya menunggu nasihat yang dijamin berhasil, saya katakn itu tidak akn pernah adha. Tidak adha makhluq yang menjamin sesuatu di masa depan. Artinya nasihat itu memang belum tentu berhasil, thetapi jangan langsung ditolak. Sebab nasihat itu juga belum tentu gagal.
Pikirkan Matang-matang, Jika Perlu Coba Dulu
Hikmah yang bsa kita petik adhalah pikirkan matang-matang saat kita menerima nasihat, jika perlu kita coba dulu. Akan adha banyak alasan kenapa kita menolak sebuah nasihat, iantaranya:
- Yang memberikan nasihat tidak lebih baik dari diri kita. Pikirkanlah: Kata sopo? Itu hanya anggapan kita saja, kita sombong merasa lebih baik dari ia. Mungkin saja, di satu sisi kita memang lebih baik, thetapi disisi lain ia lebih baik. Mulai sekarang hapus kesombongan yang selalu beranggapan lebih baik dan lihatkan isi nasihatnya bukan sopo yang mengataknnya.
- Saya sudah tahu. Mungkin saja kita sudah mengetahui isi nasihat itu. Mungkin saja kita sudah memikirkan isi nasihat itu sebelumnya. Namun, jika orang lain menganjurkannya kepadha kita, bsa jadi adha hal yang terpikirkan oleh ia dan tidak terpikirkan oleh kita. Mungkin saja, dg pengamatan orang luar, yang lebih jujur menilai diri kita, ia memiliki kebijaksanaan lebih baik tentang satu hal dibandingkan diri kita. Kadhang kita terjebak dg prinsip: “yang lebih tahu tentang diri kita adhalah diri kita sendiri”. Ya, ini memang benar jika kita mampu melepaskan ego. Namun jika ego masih tinggi, penilaian orang lain bsa lebih bijaksana.
- Saya tidak bsa melsayakan nasihat berguna itu. Mungkin kita sadhari, bahwa nasihat itu memang benar dan akn berguna bagi kehidupan kita. Tetapi, karena kita merasa tidak bsa melsayakannya, maka kita menilaknya. Kita beralasan kalau nasihat itu sulit untuk dilsayakan. “Bener sich, tapi sulit.” Solusi: jika memang benar sulit, artinya Anda harus berusaha agar tidak sulit lagi. Anda bsa belajar atau meminta bantuan orang lain.
- Saya stantek. Saya teringat kisah seorang penebang pohon, ia menebang pohon dg gergaji tumpul sehingga produktivitasnya menjadi turun. Saat dinasihati untuk mengasah gergajinya, ia mengatakn tidak sempat karena sedang stantek menebang pohon. Padhahal, kalau ia mau meluangkan waktu mengikuti nasihat itu, ia bsa menebang pohon lebih produktif lagi. Sempatkanlah untuk memperbaiki diri, mungkin akn mengurangi kestantekan Anda.
 Setiap Nasihat adhalah Nasihat Berguna
- Kadhang, seringkali kita menganggap orang yang memberikan nasihat bermaksud menggurui bahkan merendahkan diri kita. Kita menganggap pemberi nasihat sombong dan ingin menunjukan kepintarannya di hadhapan kita. So, what gitu lho? Terlepas, apa pun niat seseorang memberikan nasihat kepadha kita, nasihat itu selalu berguna. Tidak adha salahanya kita memikirkan nasihat itu dg matang-matang. Jangan-jangan ini nasihat berguna yang akn memberikan solusi bagi kita. Biarlah, niat ia untuk ia. Lagi pula, kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya adha di hati orang tersebut. Yang penting, jika itu nasihat berguna, maka manfaatkanlah.
- “Kamu sendiri?” Pernahkah mendengar orang yang diberi nasihat malah berbalik nanya “Kamu sendiri?”. Ya, hal ini sering terjadi, yang diberi nasihat malah berbalik menyerang dg mempertanyakn apakah pemberi nasihat itu sudah melsayakannya atau belum. Sekali lagi, nasihat itu selalu nasihat berguna, terlepas apakah yang menasihati Anda sudah melsayakannya atau belum.
Penutup
Ada seorang pengendara mobil.., di kegelapan malam, tiba-tiba mobil..,nya dihentikan seseorang,
“Ada apa pak?” tanya si pengendara.
“Kamu bodoh, kalau kamu melalui jalan ini, kamu bsa masuk jurang.” kata orang yang menghentikannya.
“Kamu pikir saya bodoh? Terserah saya saja!” kata si pengendara sambil langsung menjalankan mobil..,nya…. dan ia pun masuk jurang.
Memang benar, orang yang memberi nasihat ini tidak memberi nasihat dg cara yang baik. Harusnya tidak seperti itu. Namum, nasih itu selalu nasihat berguna, kenapa harus mengabaikannya?
EmoticonEmoticon