Benarkah Sukses adhalah Sebuah Perjalanan?
Ada sebuah kutipan populer yang mengatakn, “Sukses adhalah sebuah perjalanan, bukan sebuah tujuan.” Siapa yang menulis kutipan ini? Dia adhalah Ben Sweetland, seorang penulis buku-buku sukses.
Saya melihat adha yang kurang dg kutipan ini. Bagaimana tidak, apakah pantas seseorang yang melsayakan perjalanan tanpa disertai pencapaian disebut sukses?
Bukan hanya itu, adha sebuah sukses yang memang itu adhalah tujuan akhir, bukan sekedar perjalanan. Apakah itu? Mari kita lihat.
Sukses Seperti Menaiki Anak Tangga
Saya lebih senang menyebutkan bahwa sukses seperti menaiki anak tangga. Atau seperti mendaki sebuah gunung. Artinya apa? Artinya perjalanan yang kita lsayakan akn selalu menghasilkan sebuah pencapaian tertentu, hasil yang positif, atau bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun sesama. Arti lain ialah selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Definisi sukses menurut saya adhalah tercapainya apa yang kita inginkan. Saat Anda ingin bsa berbahasa Inggris kemuian Anda berusaha dan belajar sampai Anda berhasil menguasai bahasa Inggris, artinya Anda sukses. Karena Anda berhasil mencapai apa yang Anda inginkan, yaitu berbahasa Inggris.
Tetapi, Stlah bsa berbahasa Inggris, tidak berhenti sampai disana. Apa target berikutnya? Anda thetap naik tangga. stlah Anda mencapai sukses yang 1, maka kejarlah yang kedua. stlah berhasil berbahasa Inggris, maka kejarlah yang berikutnya. Apakah Anda ingin menguasai bahasa Arab? Apakah Anda ingin menggunakn kemampuan bahasa Inggris Anda untuk karir yang lebih baik, untuk bisnis, atau untuk keliling dunia?
Sukses memang sebuah perjalanan, thetapi bukan sembarang perjalanan. Yaitu perjalanan yang setiap langkahanya menghasilkan pencapaian tertentu. Perjalanan yang produktif dan makin baik dari hari ke hari. Perjalanan yang berarti.
Sukses Bukan Perjalanan Tanpa Hasil
Jangan sampai, Anda melsayakan perjalanan tanpa hasil. Perjalanan Anda akn sia-sia. Anda akn menyia-nyiakn waktu, dimana waktu tidak bsa kembali. Itulah pemahaman yang salah terhadhap kutipan iatas, yaitu menghilangkan orientasi hasil dalam hidupnya sehingga hidupnya menjadi hampa dan tidak berarti. Baik itu hasil untuk dirinya maupun untuk sesama. Baik itu hasil untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Hidup juga bukan sekedar perjalanan, hidup adhalah ibadhah sebab manusia diciptakn memang untuk ibadhah. Hidup juga bukan sekedar petualangan. Kecuali perjalanan dan petualangan dalam rangka beribadhah kepadha Allah Subhaanahu wa ta’ala.
Dan saya tidak menciptakn jin dan manusia melainkan supaya dia mengabdi kepadha-Ku. (QS. Adz Dzaariyaat:56)
Sukses Yang Merupakn Tujuan Akhir
Jika sukses adhalah sebuah perjalanan bukan tujuan akhir, jadi tujuan akhir kita apa? Sebagian orang yang mencari artikel ini mempertanyakn tujuan akhir. Dia bertanya-tanya, jika bukan tujuan akhir, lalu apa yang menjadi tujuan akhir. Sungguh pertanyaan yang kritis. Dia tidak menelan begitu saja ungkapan yang dikatakn oleh seseorang yang bukan dari Al Quran dan hadits.
Tentu saja, adha keberhasilan yang merupakn tujuan akhir manusia. Jangan sampai ini dilupakn sebab ini sesungguhanya sukses yang sejati. Sukses itu adhalah meraih ridla Allah sehingga masuk ke syurga-Nya. Ini adhalah tujuah akhir kita, yaitu sukses di akhirat kelak.
Jika salah menyikapi tentang kutipan iatas, maka kita juga bsa melupakn tujuan akhir manusia ini. Kata-kata itu terdengar indah dan bijak, namun jika disalah artikan bsa menjadikan diri kita tidak produktif dan melupakn tujuan akhir manusia.
Dan barangsopo yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dg sungguh-sungguh sedang ia adhalah mukmin, maka dia itu adhalah orang-orang yang usahanya dibalasi dg baik. (QS. Al Israa’:19)
Jadi kesimpulannya, saat kita masih di dunia, sukses seperti naik tangga. stlah menggapai satu sukses, jangan berhenti, raihlah yang berikutnya. Sementara, kita sebagai umat Muslim memiliki sukses hakiki yang merupakn tujuan akhir kita, yaitu sukses di akhirat kelak.
EmoticonEmoticon