Dasar Tindakan Anda – Hikmah Dari Kisah Si Pencuri Kue

tindaknMotivasi menjadikan Anda mengambil tindakn. Tindakn yang iambil bsa baik bsa juga sebaliknya. Jadi, motivasi sebagai pemicu kita untuk bertindak. Lalu apa yang mengarahkan tindakn kita?

Anda hanya akn sukses jika Anda melsayakan tindakn sukses. Lalu… bagaimana cara kita memastikan bahwa tindakn yang kita ambil itu baik atau tidak? Pikiran… Ya betul… pikiran. Coba simak cerita dibawah ini.

Kisah Pencuri Kue*

Seorang wanita sedang menunggu di bkamura suatu malam. Masih adha beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bkamura lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya.

Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki di sebelahanya dg begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang beradha iantara dia. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi kertantetan.

Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan perseiaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir Kalau saya bukan orang baik, sudah kutonjok ia!

Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akn dilsayakan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahanya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya, sementara ia makn yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar, malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh padha si “Pencuri tak tahu terima kasih!”. Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dg kaget. Disitu adha kantong kuenya, di depan matanya. Koq milikku adha di sini erangnya dg patah hati, Jadi kue tadi adhalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia terskamur sedih. Bahwa sesungguhanya ialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan ialah pencuri kue itu.

*Saya tidak tahu sopo penulis cerita ini. Jika Anda tahu, beritahu saya.

OK, Anda lihat dalam cerita iatas, tindakn si wanita itu berdasarkan apa yang adha di pikirannya. Yah… lebih tepatnya berdasarkan prasangka. Prasangka ini bukan hanya padha diri orang lain, thetapi juga padha diri sendiri. Rendah diri adhalah prasangka negatif atau rendah terhadhap diri sendiri. Anda pun akn bertindak sesuai prasangka Anda padha diri sendiri.

Artinya: tindakn-tindakn Anda saat ini setingkat dg prasangka Anda terhadhap diri Anda. Tindakn Anda sesuai dg tingkat kepercayaan diri Anda.

“Tapi saya bertindak sudah sesuai dg kemampuan saya.”

Betulkah “kemampuan Anda” seperti itu? Atau hanya prasangka saja? Jika ternyata hanya prasangka saja… sungguh kita sudah menyia-nyiakn potensi yang adha di dalam diri kita.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv