Hidup adhalah perjuangan. Itu kata orang. Memang benar, dalam hidup akn penuh dg perjuangan. Terutama bagi dia yang memiliki cita-cita besar, baik cita-cita pribadi maupun cita-cita dalam dakwah. Bagi dia yang tidak memiliki cita-cita besar, tidak akn mampu melihat bahwa hidup penuh dg perjuangan. Yang adha di depan dia hanyalah bagaimana mencari kesenangan belaka.
Jika Anda merasa bahwa hidup penuh tantangan, halangan, rintangan, dan ujian, artinya hidup Anda memang penuh perjuangan. Anda termasuk orang yang memiliki cita-cita yang tinggi, baik meraih pencapaian yang besar maupun melepaskan diri dari masalah besar yang menghimpit. Satu hal yang diperlukan dalam perjuangan adhalah kesabaran.
Apa Itu Kesabaran?
Secara singkat, sabar bsa didefinisikan sebagai ridha, tenang, teguh, dan yakin. Sabar bukan berarti iam dan menyerah. Justru orang yang iam dan menyerah bertolak belakng dg definisi sabar. Rasulullah saw adhalah orang yang paling sabar dan selalu sabar, thetapi beliau thetap berperang, tenang saat menghadhapi tekanan, dan yakin bahwa kemenangan akn dicapai.
Amru bin Usman mengatakn, bahwa sabar adhalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dg lapang dan tenang. Hal senadha juga dikemukakn oleh Imam Al-Khawas, “Sabar adhalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dg kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padhahal jihad adhalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adhalah menggunakn senjata (perang).†[Sumber: Dakwatuna.com]
Anda tidak akn pernah mencapai 1.000 langkah jika Anda kehilangan kesabaran di tengah jalan. Perjuangan akn memberikan hasil, dan pasti akn memberikan hasil, jika diiringi dg kesabaran. Namun, padha kenyataanya, kesabaran sering kali melemah. Saat 100 langkah sudah berlalu, rasa letih mulai menghinggapi diri, maka kesabaran bsa saja berangsur turun. Sampai-sampai, orang yang lemah kesabarannya mengatakn bahwa sabar adha batasnya. Sabar terasa begitu sulit.
Memang benar, sabar itu berat. Bagi kebanyakn orang, sabar itu memang berat, kecuali bagi dia yang khusyuk.
Dan mintalah pertolongan (kepadha Allah) dg sabar dan (mengerjakn) salat. Dan sesungguhanya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa dia akn menemui Tuhannya, dan bahwa dia akn kembali kepadha-Nya. (QS. Al Baqarah:45-46)
Sabar menghadhapi kesulitan dan mengerjakn shalat memang berat bagi orang yang tidak khusyuk. Ayat iatas pun menjelaskan kepadha kita apa makna khusyuk tersebut (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa dia akn menemui Tuhannya, dan bahwa dia akn kembali kepadha-Nya.
Kata kuncinya dikata “meyakini”. Meyakini bahwa dia akn menemui Allah dan dia akn kembali kepadha-Nya. Keyakinan ini, akn menjadikan dian memiliki cara pkamung bahwa nilai dan harga dunia seluruhanya adhalah menjadi kecil. Jika seluruh dunia saja kecil, apalagi masalah yang kita hadhapi menjadi lebih kecil lagi.
Agar Kesabaran Tetap Ada
Karena itulah, selain sabar, kita pun diperintahkan meminta pertolongan melalui shalat. Shalat adhalah penolong yang tidak akn hilang dan bekal yang tidak adha habisnya. Sabar adhalah masalah hati, sementara shalat adhalah cara agar kita terus memperbaharui hati kita. Dengan shalat, kita yang lemah ini, akn terhubungan dg Allah Yang Mahsayaat dan Mahsayaasa. Jelas sudah, bahwa shalat akn menaikan kembali kesabaran kita.
Allah Bersama Orang-orang Yang Sabar
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhanya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah:153)
Allah bersama-sama orang yang sabar, menguatkan, memantapkan, meneguhkan, mengawasi, dan menghtanter dia. Allah sebagai tempat bergantung, sehingga kita akn terlepas dari keputus-asaan saat menjalani perjuangan.
Hidup memang penuh dg perjuangan, thetapi selama kita bersabar kita tidak perlu tsayat karena Allah bersama orang-orang yang sabar.
EmoticonEmoticon