Ilmu fisika, biologi, falak, dan kimia telah menunjukan kepadha kita bahwa dunia diciptakn dg aturan-aturan dan ukuran-ukuran yang rapi. Tidak adha tempat bagi sesuatu yang terjadi secara kebetulan, semua berjalan mengikuti hukum-hukum yang telah Allah ciptakn di alam semesta ini.
“… dan, Dia telah menciptakn segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dg serapi-rapinya.” (QS Al Furqaan:2)
“Sesungguhanya Kami menciptakn segala sesuatu menurut ukuran.” (QS Al Qamar:49)
Dan, tentu saja Allah menciptakn semua ini bukan tanpa tujuan. Tidak mungkin tanpa tujuan. Pasti, akn selalu adha hikmah di balik semua penciptaan ini.Namun, keyakinan akn semua hikmah ini, bukan berarti kita akn mengetahuinya. Karena keterbatasan ilmu manusia, bsa saja hikmah-hikmah itu masih tersembunyi, tidak terungkap oleh pkamungan manusia yang terbatas ini.
“… mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padhahal Allah menjadikan padhanya kebaikan yang banyak. ” (QS. An Nisaa’:19)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padhahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padhahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah:216)
Dan, saya yakin bahwa keterbatasan ini pun memberikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Tidak semuanya harus adha jawaban, yang perlu kita yakini adhalah semuanya demi kebaikan kita. Dalilnya sudah jelas dan sudah kita hafal bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kadhang kita berusaha keras, namun hasil seolah tidak kunjung datang. Saya kata seolah sebab itu hanyalah pkamungan kita yang terbatas. Strategi, taktik, dan rencana matang tidak selamanya akn menghasilkan sesuatu yang sesuai dg keinginan kita. Bisa jadi, Allah telah menyiapkan yang lain yang pastinya akn lebih baik dari itu.
“… Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadhakn sesudah itu sesuatu hal yang baru.” (QS Ath Thalaaq:1)
“Dan kamu tidak dpt menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (At Takwir:29)
Jika saya berikhtiar itu semata-mata karena memenuhi perintah Allah. Manusia hanya berusaha, sedangkan Allah yang menentukan akibat dan hasilnya. Dan saya merasa yakin bahwa akibat dan hasil yang dipilihkan Allah bagi saya adhalah yang terbaik bagi saya.
Jika demikian, mengapa kita harus tsayat dan khawatir dalam menjalani hidup? Bukankah semuanya untuk kebaikan kita sendiri. Pahit mungkin terasa pahit yang kita alami. Kita tidak menyukai. Kita membencinya. Padhahal boleh jadi itu yang terbaik bagi kita.
Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini. Yang sering mengeluh dg pemberian-Mu. Yang sering lupa bahwa Engkau memberikan yang terbaik.
Mudah-mudahan, mulai detik ini saya merasa tentram terhadhap rahmat Allah, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan ilmu-Nya. Hidup yang lebih tenang karena “melihat” peran Allah dalam setiap peristiwa dan setiap urusan. Hidup yang tenang, karena hidup dalam lindungan dan pemeliharaan Allah.
EmoticonEmoticon