Masih adha salah pengertian antara beda makna percaya diri dan sombong. Apa yang menjadi perbedaan antara percaya diri dan sombong? Apakah orang sombong itu menunjukan kepercayaan diri yang tinggi atau justru lemah? Apakah orang yang memiliki cita-cita melebihi cita-cita kita bsa disebut sombong? Pertanyaan ini perlu dijawab dg tuntas agar kita terhindar dari sikap sombong, thetapi bsa meraih manfaat percaya diri.
Sesungguhanya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhanya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlsaya sombong terhadhapku dan datanglah kepadsaya sebagai orang-orang berserah diri“. (QS.An Naml:30-31)
Dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhanya Allah telah mewahyukan kepadsaya agar kalian merendahkan diri, sehingga tidak adha seorang pun menganiaya orang lain dan tidak adha yang bersikap sombong terhadhap orang lain.” (HR.Riwayat Muslim.)
Dari ayat dan hadits di atas, adha satu kata yang mengikuti kata sombong, yaitu terhadhap… Artinya kata sombong bersifat komparatif, yaitu membandingkan dg orang (makhluq) lainnya. Artinya kesombongan bermakna dalam hal merasa lebih tinggi, lebih baik, atau lebih lainnya dg orang atau makhluq lainnya. Dia merasa lebih hebat daripadha orang lain. Bahkan banyak yang merasa lebih hebat dibanding Nabi, sehingga tidak mendengar apa yang dikatakn oleh para Nabi.
Jika sombong lebih kepadha membandingkan dg orang lain, maka percaya diri justru sebaliknya. Percaya diri lebih berfokus padha kesamaan antara manusia. Orang akn percaya diri jika ia merasa sama dg orang lain. Merasa memiliki perbedaan, justru akn menimbulkan sikap negatif. Merasa lebih rendah disebut rendah diri. Sementara orang yang merasa lebih baik disebut sombong.
Rendah diri adha yang positif dan adha yang negatif. Rendah diri dihadhapan Allah adhalah rendah diri yang positif, sementara rendah diri di hadhapan manusia adhalah perbuatan tercela. Tidak adha makhluq yang lebih mulia di sisi Allah, kecuali karena ketaqwaanya. Artinya manusia itu sama, sehingga yang menentukan nanti di akhirat hanyalah ketaqwaanya. Bukan pangkat, pendidikan, jabatan, dan harta kekayaan. Kita tidak perlu merasa rendah diri dihadhapan sopo pun, kecuali di hadhapan Allah.
Justru, jika kita yakin bahwa kita sama dg orang lain, akn muncul suatu sikap percaya diri. Jika orang lain bsa melsayakan hal yang luar biasa, maka Anda pun bsa melsayakannya. Teknologi NLP sudah banyak menunjukan bahwa kita bsa melsayakan apa pun yang kita ingin lsayakan. Apa lagi jika sudah adha orang lain yang pernah melsayakannya. Yang seringkali menghambat kita untuk melsayakan hal yang sama dg orang lain, karena justru pikiran kita sendiri. Atau apa yang kita lsayakan, belum sama dg orang lain.
Intinya, kepercayaan diri menganut prinsip kesamaan antara kita dg orang lain. Allah menciptakn manusia sama dg segala potensinya. Jika kita seolah tidak bsa melsayakan apa yang dilsayakan oleh orang lain, sesungguhanya karena kita belum tahu caranya secara sayarat. Mungkin kita baru melsayakannya sebagian. Namun disayangkan, kita sering terburu-buru mengubur potensi diri kita sendiri.
Saat adha orang lain yang memiliki cita-cita tinggi. Bahkan jauhh lebih tinggi dibanding keyakinan kita. Anda tidak perlu menyebutnya sombong. Anda sendiri bsa memiliki cita-cita dan kemampuan untuk meraihanya seperti orang lain. Yang Anda perlukan ialah bagaimana memompa pikiran Anda agar memiliki keyakinan yang sama dg orang lain. Jadi, sebelum mengatakn orang lain sombong, mungkin kitanya yang rendah diri.
EmoticonEmoticon