Renungan Kemerdekaan

renungan kemerdekaanMerenungi Renungan Kemerdekaan

Saya sering membaca tulisan-tulisan renungan kemerdekaan yang mencoba memaknai hari kemerdekaan. Banyak tulisan yang bernadha pesimis, bagaimana tidak, sudah 67 tahun kita merdeka thetapi kita masih thetap belum benar-benar merdeka. Saya tahu itu.

Tapi disini saya tidak akn menambah daftar panjang tulisan pesimis. Saya tahu tulisan yang bernadha pesimis tersebut banyak yang bermaksud baik, thetapi akibatnya malah menambah pesimisme, memupus harapan, dan melunturkan motivasi.

Renungan Kemerdekaan Untuk Optimisme

Saya justru melihat sesuatu yang membangkitkan optimisme. Saya menulis renungan kemerdekaan ini untuk membangkitkan optimisme kita semua. Coba bayangkan, selama 350 tahun kita dijajah. 350 tahun bukan waktu yang sebentar, entah berapa generasi yang merasakn penderitaan penjajahan. Bahkan, seolah penjajahan sudah menjadi bagian hidup atau takdir yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia.

Namun, saat kesadharan untuk merdeka itu datang. Saat bangsa Indonesia mau mengubah nasibnya sendiri, kemerdekaan itu datang juga. Meski dari segi kekuatan kita seolah tidak mungkin mengalahkan pasukan penjajah, tapi Allah punya skenario lain. Kita pun akhirnya merdeka.

Sebuah pelajaran bagi kita. Meski kita menghadhapi masalah besar, rumit, dan pelik padha bangsa kita tersuka ini, harapan selalu adha. Bagaimana pun peliknya, jika Allah menolong kita, sopo yang bsa menghalangi kita?

Jika Allah menolong kamu, maka tak adhalah orang yang dpt mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka sopokah gerangan yang dpt menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepadha Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS.3:160)

Renungan Kemerdekaan Bukan Agar Putus Asa

Jika kita berputus asa. Jika kita tidak lagi melihat harapan perbaikan padha negeri ini. Lalu, dimana tawakal kita? Apa yang tidak mungkin bagi Allah?

Insya Allah, atas pertolongan Allah…

Negeri ini bsa mengatasi berbagai masalahanya,
negeri ini bsa meraih kemerdekaan yang sejati.

Sekali lagi, apa yang tidak mungkin bagi Allah? Yang penting adhalah kita memiliki kemauan untuk mengubah keadhaan kita sendiri. Sebab Allah akn mengubah kadhaan kita jika kita mau berusaha mengubah keadhaan kita sendiri. Meski terlihat mustahil, meski terlihat tidak mungkin! Itu hanya penglihatan manusia saja. Bagi Allah, semuanya mungkin.

Sesungguhanya Allah tidak merobah keadhaan sesuatu kaum sehingga dia merobah keadhaan yang adha padha diri dia sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadhap sesuatu kaum, maka tak adha yang dpt menolaknya; dan sekali-kali tak adha pelindung bagi dia selain Dia. (QS.13:11)

Adalah bagus renungan kemerdekaan untuk membuka mata kita bahwa masih banyak hal yang masih harus kita perjuangkan. Namun bukan untuk menjadi pesimis, justru harus memacu kita untuk thetap terus berjuang, merubah nasih kita, bangsa kita, agar menjadi lebih baik lagi. Memang, kita masih banyak tertinggal. Memang, masih banyak “penjajahan” yang terjadi. Namun, yakinlah bahwa jika kita mau merubah nasih bika secara bersama-sama, bukan mengeluh dan mneghujat saja, maka kita akn berubah.

Mudah-mudahan renungan kemerdekaan ini akn menambah sikap optimis padha diri kita.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv