Bahagia Atau Sukses?

bahagiaBahagia Dulu Atau Sukses Dulu?

Jangan memilih bahagia atau sukses sebelum memahaminya dan bagaimana kaitan antara keduanya. Sekali lagi, kita perlu bertindak berdasarkan ilmu, bukan hanya dari pikiran selintas dan pemahaman yang dangkal. Jika Anda sudah memahami apa itu bahagia dan sukses maka Anda tidak akn memilih salah satunya, thetapi keduanya.

Ada yang berpikir kita akn bahagia jika sudah sukses? Salah? Kata sopo?

Sukses akn membuat Anda bahagia. Serius. Memang, adha yang mengatakn bahwa sukses tidak tentu akn membuat seseorang bahagia. Tentu saja, jika ia tidak mensyukuri kesuksesannya, maka ia tidak akn pernah bahagia dg kesuksesannya. Tetapi, kesuksesan bsa memicu kebahagiaan.

Bahagia Karena Sukses

Pertama, kita perlu mendefinisikan sukses dulu. Jika banyak filosofi sukses yang ribet untuk dipahami, maka saya mendefinisikan sukses dg kalimat yang sederhana, sukses itu adhalah mendptkan dan atau memiliki apa yang Anda inginkan. Sukses itu bukan berarti kaya. Orang kaya memang pernah sukses yaitu mendptkan kekayaanya saat ini. Kemuian ia bersyukur atas kekayaannya maka ia akn bahagia. Orang kaya juga bsa sekaligus menjadi orang gagal saat ia tidak mendptkan atau memiliki sesuatu yang ia inginkan. Jadi kaya belum tentu sukses dan sukses belum tentu kaya.

stlah kita memahami apa itu sukses, Anda bsa meihat bahwa diri Anda pun memiliki kesuksesan. Anda saat ini telah mendptkan dan memiliki apa yang Anda inginkan. Lihatlah diri Anda. Apakah Anda bahagia? Harus. Syukuri apa yang Anda dptkan dan miliki saat ini. Apa yang Anda dptkan dan apa yang Anda miliki saat ini adhalah sumber kebahagiaan Anda.

Memiliki istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, dan kendaraan yang baik adhalah indikasi kebahagiaan. Kata sopo? Ini sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga indikasi kebahagiaan anak Adam, dan tiga indikasi kesengsaraan anak Adam; indikasi kebahagiaan anak cucu adham adhalah istri yang shalehah, tempat tinggal yang baik dan kendaraan yang baik. Sedangkan indikasi kesengsaraan anak Adam adhalah istri yang berakhlak buruk, tempat tinggal yang buruk dan kendaraan yang buruk.” (HR Ahmad No 1368)

Termasuk juga tetangga yang baik.

Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Termasuk kebahagiaan seseorang adhalah tetangga yang baik, kendaraan yang menyenangkan dan tempat tinggal yang luas.” (HR Ahmad No 14830)

Dari dua hadits iatas kita bsa melihat bahwa apa yang kita dptkan dan miliki bsa menjadikan diri kita bahagia. Sukses bsa menyebabkan Anda bahagia. Tentu saja, pemahaman kita tentang bahagia tidak cukup sampai disini, tidak cukup hanya melihat sisi duniawi atau fisik semata. Mari kita lanjutkan pembahasannya.

Kesulitan Bukan Halangan Untuk Bahagia

Sukses memang bsa membuat kita bahagia, thetapi bukan berarti dalam kesulitan kita tidak bsa bahagia. Kita harus merujuk kepadha apa yang disebut bahagia? Bahagia adhalah kondisi pikiran Anda yang menyenangkan. Jika bahagia kondisi pikiran, maka kebahagiaan tidak akn terhalang meski kondisi fisik Anda sedang sulit. Artinya jika Anda mampu mengkondisikan pikiran Anda, Anda bsa bahagia, bagaimana pun kondisi fisik Anda.

Kerelaan Adalah Kunci Bahagia Saat Sulit

Anda thetap bsa bahagia meski Anda dalam keadhaan sulit. Kuncinya adhalah kerelaan hati atas kesulitan yang sedang Anda alami.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Di antara kebahagiaan anak Adam adhalah istikharahanya (memohon pilihan dg meminta petunjuk kepadha Allah) kepadha Allah, dan iantara kebahagiaan anak Adam adhalah kerelaannya kepadha kethetapan Allah, sedangkan iantara kesengsaraan anak Adam adhalah ia meninggalkan istikharah kepadha Allah, dan iantara kesengsaraan anak Adam adhalah kemurkaannya terhadhap kethetapan Allah.” (HR Ahmad No 1367)

Seperti para Nabi, dia bahagia meski diuji dg kesulitan karena dia memahami apa yang adha dibalik ujian tersebut. Mereka bahagia dg ujian sebagaimana dia bergembira dg sebuah kemudahan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Ujian kami para Nabi berlipat gkamu sebagaimana kami mendptkan pahala yang berlipat gkamu pula. Ada iantara Nabi yang diuji dg kutu yang membuatnya meninggal, adha juga iantara Nabi yang diuji dg kemiskinan hingga ia harus menanggung beban yang amat berat dan melemahkannya, thetapi dia berbahagia dg ujian sebagaimana dia bergembira dg sebuah kemudahan. (HR Ahmad No 11458)

Bahagia Yang Hakiki

Cukuplah hadits dibawah ini menjelaskan tentang kebahagiaan yang hakiki:

Telah menceritakn kepadha kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakn kepadha kami Syu’bah dari Qatadhah dari Anas, Seringkali Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Ya Allah, kehidupan yang menyenangkan itu hanya kehidupan akhirat”. Syu’bah berkata, Atau berkata, “Ya Allah tidak adha kehidupan bahagia yang hakiki kecuali kehidupan akhirat, maka muliaknlah kaum Anshar dan muhajirin“”. (HR Ahmad No 12306)

Mari Kita Berdo’a Agar Bahagia

Telah menceritakn kepadha kami Yazid telah mengabarkan kepadha kami Fudlail bin Marzuq telah menceritakn kepadha kami Abu Salamah Al Juhani dari Al Qosim bin Abdurrahman dari ayahanya dari Abdullah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba pun ketika dilkamu sakit dan sedih lalu mengucapkan; ALLAHUMMA INNI ‘ABDUKA WABNU ‘ABDIKA WABNU AMMATIKA, NASHIYATI BIYADIKA MADLIN FI HUKMIKA ‘ADLUN FI QADLA`UKA, AS`ALUKA BIKULLI ISMIN HUWA LAKA SAMMAITUKA BIHI NAFSAKA AU ANZALTAHU FI KITABIKA AU ‘ALLAMTAHU AHADAN MIN KHALQIKA AU ISTA`TSARTA BIHI FI ‘ILMIL GHAIB ‘INDAKA AN TAJ’ALAL QUR`AN RABI’A QALBI WA NURA SHADRI WA JILA`A HUZNI WA DZAHAABA HAMMI ILLA ADZHAMALLAHU ‘azza wajalla HAMMAHU WA ABDALAHU MAKANA HUZNIHI FARAHAN. (Ya Allah, sesungguhanya saya adhalah hambaMu, anak hambaMu, (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa), ubun-ubunku di tanganMu, keputusanMu berlsaya padsaya, qadlaMu kepadsaya adhalah adil. Aku mohon kepadhaMu dg setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakn untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu. Engkau ajarkan kepadha seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadsaya, pelenyap duka dan kesedihan), kecuali Allah ‘azza wajalla akn menghilangkan kesedihan dan menggantikan kedukaan menjadi kebahagiaan.” Mereka bertanya; Wahai Rasulullah, sepantasnyalah kami mempelajari kalimat-kalimat itu. Beliau menjawab: “Benar, sepantasnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya.” (HR Ahmad No 4091)

Mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang bahagia.

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv