Bandara Berhantu

Hallo KCH, kembali lagi bersama saya John. Cerita yang berjudul Bkamura Berhantu ini nyata dan ialami oleh seorang yang hendak pergi pulang kampung untuk menjenguk tante nya yang sakit, karena ia menggunakn pesawat jadi mau tidak mau ia harus menunggu di sebuah bkamura internasional. Di sinilah awal kisahanya ia bertemu dg yang namanya makhluk kasat mata. Untuk kamu yang mengirimkan cerita, jika cerita tersebut tidak di publish hal itu dikarenakn cerita tersebut terlalu pendek dan singkat. Sebelum membaca cerita ini, saya mengingatkan kembali untuk “Jangan pernah baca ini sendirian”.

Pengalaman ini tidak akn pernah saya lupakn, bertemu dg hantu telah menjadi mimpi buruk setiap malam. Aku bukan seorang yang pensayat, tidak juga dg ketemu hantu namun kemunculan dia kadang tidak pada saat yang tepat. Membuatku trauma dan ketsayatan, mengalahkan daya logika ku bahwa dia itu tidak nyata.

Kejaian ini terjadi ketika saya baru saja pulang dari kampung halamanku, Palembang. Dari bandung saya pergi ke jakarta dg travel, menuju bkamura sukarno hatta dan kira-kira sekitar jam 23:30 malam saya sampai di bkamura. Kulihat, hari itu tidak begitu ramai malah bsa di bilang sepi. stlah check in saya masuk ke ruang tunggu.

Saat itu pesawat yang di parkiran kosong, kulihat jadwal penerbanganku jam 2:30 pagi. Aku harus menunggu cukup lama disana, matsaya mulai mengantuk. Aku mulai melamun sejenak, alasanku pulang ke palembang adalah untuk menemui tanteku yang masuk rumah sakit. Ingin rasanya saya segera sampai disana, maka dari itu saya mengambil penerbangan yang paling cepat hari itu.

Aku terbangun sejenak, kulihat sebuah pesawat mendarat dan sayangnya itu bukan pesawat menuju ke palembang. Aku kembali ke posisi ke semula dan memeluk tas ku lalu memejamkan mata. Entah berapa lama saya tertidur, dan tiba tiba saya terbangun. Suasana di sekitarku sangat sepi, saya melihat tidak jauh dariku duduk seorang bapak tua yang sudah tertidur pulas.

Ku lihat jam, keberangkatanku hampir 1 jam lagi. Aku menarik resleting jaketku karena kurasa udara di dalam ruangan ini sangat dingin dan dingin nya tidak wajar. Membuatku harus bangkit dari tempat duduk karena tiba tiba saja saya merasakn mulas. Aku mencari toilet, dan toilet itu ternyata berada di lantai bawah. Aku bergegas masuk ke dalam toilet dan ku lihat, ada 2 bilik toilet yang terkunci rapat dari dalam.

Membuatku harus menunggu sejenak, sambil menahan rasa mulas di perutku. Aku menebak nebak “di dalam bilik ini ada orang apa tidak ya” namun kulihat pintunya tertutup, pintu toiletnya dilapisi kaca tapi di halangi oleh sesuatu yang agak buram. Aku menunggu di antara pintu toilet, saya tidak mendengar ada suara atau aktifitas apapun dari dalam toilet. Aku hanya mendengar suara kipas yang mendengung saja.

Penasaran, saya melangkah maju ke salah satu pintu toilet itu. Ketika akn membuka gagang pintu itu, tiba tiba sebuah telapak tangan menapak menempel di kaca pintu. Sebuah telapak tangan terlihat jelas olehku, saya pun mundur perlahan. Aku pikir di dalam bilik itu memang ada orang, namun apa yang kulihat selanjutnya membuatku tidak percaya. Tiba tiba saja telapak tangan yang menempel di pintu kaca itu kini jari jarinya terlihat mulai memanjang.

Memanjang terus ke arah atas sampai akhirnya muncul keluar dan terlihat olehku. Sebuah jari manusia, berada di ujung pintu itu dan menggenggam pintu itu lalu tangan itu membuka pintunya. Aku melihat pintu itu mulai terbuka dan di dalam toilet itu kosong tidak ada siapapun. Seketika bulu kuduk ku berdiri, saya pun memutuskan keluar dan pintu toilet satu lagi terbuka tanpa ada siapa-siapa di dalamnya.

Tiba tiba saja terdengar suara tertawa, suara tertawa seorang wanita. Aku berlari keluar dari dalam toilet menuju ke ruang tunggu. Beberapa penjaga disana agak bingung melihatku terburu-buru namun jika saya ceritakn pasti dia tidak akn percaya. Aku coba kembali duduk dan mencoba menenangkan diri dg mendengarkan lagu dari handphoneku.

Matsaya mulai terjaga saat itu, jantungku pun berdegup cukup kencang. Alunin musik berdengung cukup keras di telingsaya, saya benar-benar tidak konsentrasi. Bapak-bapak yang bersamsaya pun sudah tidak ada lagi, saya benar-benar panik. Aku duduk paling belakng, dan berskamur karena di belakngku sebuah dinding kaca. Jadi saya dpt melihat seisi ruang tunggu itu, saya yang paling belakng jadi saya bsa memperhatikan kiri dan kananku.

Namun tidak ada yang ganjil, jantungku mulai tenang dan ku minum air mineral yang saya bawa untuk lebih menenangkan diri. stlah saya minum dan menyimpan botol ke dalam tas ku, tiba tiba ada yang menepuk-nepuk pundak ku dari belakng. Aku teriam dan tidak lama, pundak ku kembali ditepuk dari belakng. Aku benar-benar tidak berani untuk menoleh, tidak mungkin ada yang menepuk pundak ku dari belakng karena jelas sekali dibelakngku itu hanyalah tembok kaca.

Dan di kanan kiri ku jelas sekali tidak ada siapa-siapa, tepukan itu terus menerus menepuk pundak ku sampai akhirnya saya coba untuk berdiri dan astaga pundak ku ditahan oleh sebuah tangan. Aku merasakn sebuah tangan mencengkram pundak ku dg sangat keras. Untuk berdiri pun sangat sulit, tangan itu mencengkram dan menahan pundak ku.

Aku berusaha melepaskan cengkraman itu dg menggerak-gerakn badanku. Namun tetap tidak bsa, saya pun memaksakn diriku untuk berlari dari tempat duduk ku. Aku pun terjatuh, saya lihat ke belakngku tidak ada apa-apa. Aku segera pindah ke dekat pintu yang ada penjaga nya. Untungnya pesawat menuju palembang sudah datang, tidak lama dari kejaian itu. Aku masih beruntung tidak melihat sosok wajah atau wujudnya. Namun hanya tangan saja, saya sudah ketsayatan dan sejak saat itu saya tidak berani lagi untuk melsayakan penerbangan pagi.


EmoticonEmoticon